Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 27


Cerbung by : Rini Diah Mardiyati
"Sayang, bangun yuk, udah siang,"
"Bentar lagi ya sayang, aku masih ngantuk nih,"ucapku dari bawah bantal yang menutupi mukaku.
"Ayo dong Affi, aku udah gak nyaman nih, pengen mandi."
Gigi mengeluh karena memang sekarang kami masih berada di balik selimut setelah semalam kami berdua saling memadu kasih. Dan sekarang tidak ada satu pun baju menempel di tubuh kami selain memakai selimut sebagai penutup. Tangan Gigi pun tampak sibuk merapikan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Apa sih sayang. Ini tuh masih pagi tau."
"Pagi?? Tuh liat udah jam 10, ini tuh udah siang Raffi,"ucap Gigi dengan kesal.
"Kamu kenapa sih, ribet banget,"ucapku.
Aku mulai sedikit terganggu dengan tingkah laku Gigi yang sangat sibuk dengan selimut di tubuhnya.
"Apanya yang kenapa,??"
"Kamu sadar gak, dari tadi kamu riweuh sama selimut kamu. Apa sih yang kamu tutupin, orang aku juga udah liat semuanya kok."
Bukk,,
"Aww, apa sih sayang, sakit nih. Kenapa aku dipukul??"
"Salah sendiri, kamu jangan pernah ya ngomong kaya tadi lagi. Aku tuh malu Raffi."
"Malu?? Kenapa coba pake malu segala. Kita kan udah resmi jadi suami istri. Kamu tuh malu-malu tapi mau hehehe."
"Ih, kan kamu yang minta, bukan aku. Wek,,"ucap Gigi.
"Tapi kamu juga pengen kan. Hayo ngaku, hehehe."
"Raffiiiiiiiiii,, jangan terusin lagi. Aku gak mau dengerin."ucapnya seraya menutup kedua telinganya.
"Hahahaha,"
"Aku mandi duluan kalo gitu yaa, kamu tidur aja lagi,"ujarnya
"Kok, suaminya ditinggal,?? "
"Tadi katanya kamu masih ngantuk, makanya aku tinggal."
"Tapi aku gak mau jauh dari kamu sayang."
"Ya udah ayo makanya cepetan bangun,"
"Emang boleh aku ikut mandi sama kamu,??"
"Ayo, mau apa gak, cepetan. Jangan banyak tanya,"
"Mauuuu,,"
Kami pun bergegas masuk ke kamar mandi. Selesai mandi dan berganti pakaian kami berdua turun untuk sarapan di lantai bawah karena kami masih menginap di hotel. Namanya juga pengantin baru, semua masih terasa indah. Bergenggaman tangan menjadi salah satu kegiatan yang tidak ketinggalan.
"Duduk disini aja ya sayang,"
"Iya, Fi. kamu mau sarapan apa,??"
"Aku mau ayam goreng aja gak usah pake nasi ya,"
"Berapa banyak, minumnya apa??"
"Yang banyak pokoknya, minumnya jus jeruk aja,"
"Ya udah aku ambilin dulu ya,"
"Jangan lama-lama, aku kan gak mau jauh-jauh dari kamu,"ucapku sambil mencium pipi Gigi.
"Iya-iya,"
Tak lama setelah kepergian Gigi, ponselku berbunyi.
"Halo, iya bener, ini siapa ya, Oo ternyata loe bro, baik-baik aja. Gue di hotel HIGHTOWN. Okey gue tunggu di coffe shopnya ya, see you bro."
"Siapa yang telpon,,"ucap Gigi mengejutkanku.
"Eh kamu udah disini. Sini aku bantu. Hemm, kayaknya enak nih."
"Pasti dong,"
"Enak banget ya ternyata punya istri. Apa-apa disiapin, kenapa gak dari dulu aja kalo gitu."
"Emang dulu udah ada calonnya??"
"Ada, tapi waktu itu lagi ada sedikit masalah gitu deh sama cewek itu."
"Terus, sekarang dimana dia??"
"Sekarang cewek itu udah ada yang punya. Suaminya ganteng banget, setia dan sholeh. Pokoknya cewek itu beruntung banget punya suami kayak gitu."
"Oo gitu,"ucap Gigi sambil manggut-manggut.
"Ih, kamu mah ga romantis banget. Tanya kek nama suaminya siapa gitu. Kan jadi gak seru kalo respon kamu cuma oo gitu."
"Hehehe, hayo pasti ngambek deh. Jangan ngambek dong Raffi Ahmad suamiku yang paling ganteng, setia dan juga sholeh."
"Nah, gitu dong. Kan aku seneng dengernya."
"Iya deh. Tadi kamu belum jawab pertanyaan aku, sapa yang telpon kamu kok akrab banget."
"Coba tebak siapa,?? "
"Aku ya gak tau dong Raffi, aku nanya malah kamu balik tanya,"
"Hehehe,, iyaa deh maaf sayangku. Nanti kamu juga tau kok. Setelah sarapan kita ke coffe shop dulu ya nemuin orang ini."
"Emang aku kenal? Kenapa aku harus ikut,?"
"Udah, jangan banyak tanya. Inget, perintah suami itu harus dituruti sama istri. Itu baru istri yang baik."
"Iya, aku ikut kemana aja asalkan sama suamiku tercinta, ini sarapannya sayang,"
"Idih gimana banget. Sok romantis kamu tapi terimakasih ya istriku sayang."
"Sama-sama,"
Selesai sarapan kemudian kami langsung menuju ke coffe shop,,
"Sayang aku ke toilet dulu ya,"
"Iya sayang, perlu ditemenin gak,??"ucapku
"Gak usah,kamu tunggu disini aja ya. Nanti temen kamu nyariin lho,"
"Okey,,"
10 menit berlalu,,
"Hai bro, "
"Woy bro,, gimana kabar loe, udah lama gak ketemu?"
"Baik-baik aja, Gigi mana?? "
"Lagi ke toilet, ayo duduk dulu,mau minum apa,??"
"Gak usah, gue cuma bentar disini. Gue kesini cuma mau ngucapin selamat atas pernikahan loe sama Gigi. Loe kenapa gak undang-undang gue sih, temen macam apa loe."
"Maaf bro, bukannya gitu. Ini juga cuma acara sederhana aja, Eh itu Gigi,,"
"Nanda,,??"
"Hai Gi,, kenapa?? kaget liat gue disini?"
"Nih orang yang pengen ketemu kita sayang, katanya dia mau marah-marah karena kita gak undang dia kemaren ke pernikahan kita."
"Iya Gi, loe jahat banget jadi temen, masa gue gak diundang di pernikahan loe sama Raffi. Loe gak inget kita temen satu sekolah dulu. Untung gue balik ke Jakarta kalo gak pasti gue gak akan tahu soal ini."
"Hehehe maaf deh. Loe sendiri? katanya mau undang gue ke nikahan loe sama Jessica. Sampe sekarang juga gak ada tuh undangan. Trus Jessica mana?gak loe ajak bareng kesini,?? "tanyaku
"Gak, gue dateng sendirian kesini,"
"Lagi sibuk ya dia, emang tuh anak selalu sibuk dengan pekerjaannya, kadang ampe lupa nikmatin hidup."ucap Gigi.
"Gue batal nikah sama dia,"
"Hah,, batal?? "ucap Gigi
"Kenapa gitu,?? "ucapku kaget
"Ya begitulah bro. Udah jalannya. Dia masih punya mimpi yang ingin dicapai dalam karirnya. Dia lebih memilih ninggalin gue daripada karirnya. Jadi yaa begini deh, gue batal undang loe berdua ke acara pernikahan gue."
"Sorry Nan, gue gak tau soal itu."
"Santai aja Gi, semua udah lewat. Dan sekarang gue ikut bahagia karena kalian udah bersatu. Akhirnya cinta sejati loe kembali pulang ke tempat yang seharusnya Gi."
"Iya Nan, gue juga masih gak percaya ini nyata tapi inilah yang terjadi. Raffi udah jadi suami gue sekarang."ucap Gigi sambil melihat ke arah ku, ku balas tatapan mata penuh cinta darinya dengan senyuman manis. Begitu besar rasa cinta Gigi padaku tapi jangan salah karena cinta yang aku miliki lebih dari itu.
"Fi, titip temen gue ya, itu kan yang pernah loe bilang dulu sama gue sewaktu gue resmi jadi pacarnya Gigi. Sekarang giliran loe, jangan sampai loe buat dia menangis. Buat dia selalu tersenyum."
"Pasti bro, bukan sama loe aja gue berjanji. Gue udah janji sama Tuhan, keluarga dan ke diri gue sendiri bakal jagain Gigi sampai di saat gue gak mampu lagi buat ngelakuin hal itu."
"Gue percaya sama loe Fi. Emang cuma loe satu-satunya orang yang pantes memiliki Gigi, ehm by the way kalian berdua mau honeymoon kemana?? "
"Rencana sih ke Jepang tapi masih bulan depan, ya kan sayang??" ucap Gigi
"Iya, gue juga lagi banyak kerjaan jadi cuma ambil cuti sebentar, baru deh bulan depan ambil cuti panjang."
"Oo gitu Fi. Aura pengantin baru susah ya ditutupin. Gue jadi ngiri liatnya. Senyuman gak lepas dari wajah kalian berdua."
"Yoi bro, gue bahagia lahir batin. Doain biar gue sama Gigi langgeng ya sampai maut memisahkan."
"Amin Fi,,nginep berapa hari disini??"
"2 hari, tapi gak tau deh nanti kalo extended."
"Oke, yaudah gue pergi dulu ya."
"Mau kemana Nan??"
"Gue ditunggu klien di kafe deket sini Gi, "ucap Nanda.
"Buru-buru banget bro, dasar orang sibuk hehehe,"
"Bisa aja loe, gue pergi ya,"
"Nan,,"panggilku
"Iya bro, kenapa?? "
"Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaan. Beri waktu buat diri loe sendiri. Nikmati hidup loe dan jangan sampai lupa cari wanita yang baik buat hidup loe. Cinta gak dateng sendiri, cinta itu harus ditemukan. Loe orang yang baik, loe berhak bahagia. Banyak di luar sana yang pengen punya pasangan kayak loe. Buka hati loe buat memulai semuanya."
"Terimakasih banyak Fi, gue akan selalu inget pesen loe. Gue juga udah bosen hidup sendiri."
"Iya Nan, gue sama Raffi selalu doain buat kebaikan dan kebahagiaan loe. Take care yaa, jangan lupa kabarin kalo udah ada calonnya."
"Beres Bos,, gue cabut ya, see you next time. Bye,,"
"Bye,,"
Nanda berjalan meninggalkan kami. Ternyata nasibnya lebih tragis daripada yang aku alami bersama Gigi. Kalau aku di posisi seperti Nanda belum tentu aku akan sekuat itu. Lalu kuraih tubuh Gigi dan merapatkannya ke tubuhku. Aku bersyukur atas nikmat Tuhan yang satu ini, aku peluk erat tubuh Gigi dan menciumi rambutnya.
"Yuk balik ke kamar Gi,"
"Ayo,,"
Sesampainya di kamar, aku dan Gigi bergotong-royong untuk mengemasi pakaian kami berdua, karena kami bersiap akan checkout dari hotel dan pulang menuju rumah Gigi. Seperti permintaan sang Mama mertua alias mamanya Gigi alias Mama Rieta agar aku harus tinggal di rumahnya sampai di waktu dimana beliau mengijinkan kami untuk memiliki rumah sendiri. Maklum saja, Gigi adalah anak satu-satunya jadi beliau belum bisa ditinggal jauh oleh anak perempuannya ini. Dan aku tidak mempermasalahkan itu, bagi ku itu hal yang wajar terjadi. Untuk sementara waktu aku akan tinggal disana.
"Udah selesai semuanya?? "
"Udah,."
"Sini biar aku yang bawa barang-barangnya,"
"Terimakasih suamiku,"
"Sama-sama istriku,."
"Tapi bentar deh sayang,"ucapku menahan tangan Gigi.
"Kenapa? Ada yang ketinggalan? "
"Gak, bukan itu. Aku punya panggilan baru buat kamu, kalo aku manggil kamu istriku kan udah biasa."
"Trus,,"
"Aku panggil kamu memsye, gimana? Suka gak? "
"Emang itu artinya apa,??"
"Ya gak ada artinya apa-apa, cuma panggilan sayang aja,"
"Trus, aku panggil kamu apa dong, pepsye?? Jangan ah, itu kan kayak merk minuman. Ehm aku panggil kau syesye aja, gimana, lucu kan."
"Iya, lucu tuh, nah sekarang kita udah harus pulang memsye, yuk berangkat,"
"Yuk sye,,"
Hal-hal sepele seperti ini yang akan terus membuat cinta kami selalu hangat terasa. Ucapan atau panggilan sayang di antara kami berdua, membuat kami akan selalu mesra di setiap harinya. Saling berpegang tangan, berpelukan dan mencium satu sama lain adalah bentuk kasih sayang yang selalu akan menjadi rutinitas kami sampai nanti.
Tin, tin,,
"Assalamualaikum Pak Bambang, tolong buka pintu gerbangnya, terimakasih,"ucapku dari dalam mobil.
"Waalaikumsalam, baik den Raffi, silahkan,"
Setelah mobilku terparkir rapi di garasi, aku dan Gigi pun turun dari mobil disambut oleh Pak Bambang dan Bik Surti.
"Selamat datang Non Gigi Den Raffi , aduh ganteng dan cantik banget. Masih aura pengantin baru ya,"
"Pasti dong bik, selamat ya Non, selamat ya Den,"ucap Pak Bambang.
"Terimakasih banyak Bik Surti, Pak Bambang tapi jangan panggil den, panggil aja Mas Raffi kayak biasanya yaa,"
"Oo, iya Mas Raffi, saya juga kikuk kalo panggil den Raffi, iya kan bik Surti,"
"Iya, Mas,, sudah kebiasaan. Sini biar bibi bawa ke kamar barangnya,"
"Gak usah bik, ini enteng kok. Mama mana,?? "tanya Gigi
"Ada didalam Non,"
"Ya sudah kami masuk dulu, yuk sye,,"
"Yuk,,."
"Lhoh, Mama mau kemana, kok udah rapi banget. Bawa koper juga?? "ucap Gigi sesampai di ruang tengah dan mendapati Mama Rieta yang sepertinya tergesa-gesa.
"Eh, kalian udah sampai. Iya nih Gi, Mama harus ke Semarang ada sedikit masalah disana. Mama udah nyuruh bik Surti buat beresin kamar kamu jadi udah bisa langsung buat istirahat."ucap Mama Rieta
"Mama, mau Raffi anterin ke bandara,!?? "
"Gak usah Fi, biar dianter Pak Bambang aja. Ya udah Mama berangkat dulu, Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam,"ucapku dan Gigi berbarengan.
Mama Rieta sudah hilang dari pandangan, tapi aku lihat Gigi jadi berubah diam dan agak ditekuk mukanya.
"Memsye kenapa, kok cemberut,?? "
"Itu sye, Mama selalu sibuk terus. Dikit-dikit keluar kota, kan aku mau ngobrol-ngobrol sama Mama,"
"Mama kan kerja, lagian kan ada aku disini nemenin kamu. Kamu bisa obrolin apa aja sama aku."
"Iya sih, ya udah yuk ke kamar. Pengen istirahat."
"Mau aku gendong gak,?? "
Gigi pun menganggukkan kepalanya tanda setuju. Aku pun mengangkat tubuhnya dan berjalan ke lantai atas menuju kamar Gigi. Setelah menutup pintu aku letakkan Gigi di ranjang miliknya. Aku lepas sepatunya. Aku merapat ke tubuhnya, Gigi pun membelai-belai wajahku. Lalu kami pun berciuman. Bibir Gigi sangat lembut membuatku tak bisa berhenti untuk menikmatinya. Saat aku ingin melakukan hal yang lain tiba-tiba saja Gigi menghentikan tanganku.
"Ehm, sye, bentar,,"
"Kenapa, kamu gak mau,?? "
"Bukan,, tapi pintunya belum dikunci sye,"
"Oh iya, bentar ya. Nah sekarang udah aman. Memsye siap,?? "
"Siap,,"
Dan,,,,,, terjadilah.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Hari ini aku harus berangkat bekerja kembali setelah satu minggu lamanya aku mengambil cuti. Dan hari ini juga untuk pertama kalinya Gigi sebagai istri menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan baju, sepatu, celana dan lain-lain. Semua hal yang harus disiapkan sebelum aku berangkat ke kantor.
"Mem,, Memsye,,"panggilku dari dalam kamar mandi.
"Iya sayang,"
"Baju aku udah kamu siap belum??"
"Udah,"
"Mana,,?? "ucapku saat keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang terlilit di bagian bawah tubuhku.
"Ya Tuhan sayang, kamu jangan porno gitu ih, cepetan pake bajunya, tuh aku udah siapin. Kalo kamu gak suka tinggal ambil aja sendiri di lemari."
"Apanya yang porno sih, lagian kamu juga udah liat semuanya juga kan,"ucapku sambil senyum-senyum kepada Gigi.
"Udah sana, pake baju sama celananya, kamu mau sarapan dikamar apa dibawah,?? "
"Dibawah aja ya."
"Ya udah aku siapin bentar, habis itu aku kesini lagi,"
10 menit kemudian,,
"Memsye, Mem,, Memsye,,"
Karena tidak ada jawaban, aku memilih untuk ke bawah menyusul Gigi yang sedang menyiapkan sarapan. Sesampainya di meja makan, tak kudapati seorang pun disana. Ternyata Gigi sedang berada di dapur.
"Lhoh, kok kamu turun sye,,? "
"Tadi aku panggil-panggil kamu, tapi kamu gak denger ya udah aku turun. Nih sampe belum pake dasi aku nya."
"Aduh, suami aku manja banget sih, ngomongnya lucu gitu."ucap Gigi dengan kedua tangan mencubit pipi ku.
"Hehehe, ayo cepetan keburu macet nanti sayang."
"Oo gitu, ya udah yuk sarapan dulu habis itu aku pasang dasinya."
Sarapan pagi kami pun sudah selesai, saatnya untuk berangkat ke kantor. Gigi yang sudah berjanji akan memakaikan dasi untukku sedang mencari dasi yang cocok dengan warna bajuku.
"Nah ini baru cocok sye, suami aku jadi ganteng banget kan hehehe."
"Masa sih, kalo gitu dicium dulu dong suaminya yang ganteng banget ini, eh tapi kamu belum mandi ya. Gak jadi deh."
"Oo gitu, okey. Awas aja kalo kamu minta cium,"ucap Gigi kesal.
"Hahahaha, aku becanda memsye. Hari ini kamu ada rencana kemana,??"ucapku sambil memeluk tubuhnya.
"Gak kemana-mana kok, dirumah aja."
"Oo gitu, Yuk anterin aku ke depan, tapi cium dulu. Kali ini aku serius."
Cup,, satu kecupan mendarat di pipiku. Satu kecupan sebagai mood booster ku pagi ini. Aku pun mencium kening Gigi disusul Gigi yang mencium tanganku. Sebagai tanda baktinya pada suami.
"Dah, memsye,,i love you."
"Dah, i love you too sye."
Aku memilih untuk menggunakan mobil Gigi karena motorku masih tertinggal di rumahku. Di kantor secara kebetulan aku bertemu dengan Om Tommy di lobby kantor. Om Tommy mengucapkan selamat atas pernikahanku dan juga permintaan maaf karena tidak bisa menghadirinya. Dan beliau juga sudah menyiapkan hadiah untukku, tapi mungkin belum sampai katanya, entah apa hadiah dari beliau. Hanya sebentar saja aku berbincang dengan beliau karena seperti biasa beliau harus segera pergi untuk urusan bisnis. Aku pun segera kembali bekerja.
"Selamat pagi semua,"ucapku menyapa orang kantor
"Selamat pagi Pak Raffi, sudah kembali ke kantor rupanya.
"Iya Pak, bagaimana keadaan kantor, lancar??"
"70 persen lancar Pak Raffi."
"Lalu yang 30 persennya??"
"Sedikit kendala karena akhir-akhir ini cuaca tidak menentu jadi pekerja di lapangan kurang maksimal dalam proses pengiriman barang."
"Okey, tolong kalian beritahu semua kepala divisi kita akan meeting satu jam lagi."
"Baik Pak,"
"Terimakasih,,"
Aku kembali menduduki kursi yang beberapa hari ini aku tinggalkan kosong. Dan dalam beberapa hari itu pula sudah banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Apalagi satu jam lagi ada meeting. Sepertinya aku harus mulai bekerja sekarang.
"Okey Raffi, liburan selesai saatnya bekerja keras lagi,"ucapku pada diri sendiri.
Baru saja aku ingin membuka map, tiba-tiba terdengar suara telepon masuk.
"Iya, ada apa??"
"Pak, istri bapak menelepon di line tiga."ucap sekretaris ku.
"Iya, terimakasih."
Klik,,
"Halo sayang, ada apa??"
"Gak sih, gak ada apa-apa. Cuma pengen denger suara kamu aja."
"Ya Tuhan sayang, kamu mah suka gitu. Aku lagi kerja loh ini. Nanti dirumah aja ya mesra-mesraan nya."
",,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, "
"Halo, sayang,, halo Gigi,,"
"Aku ganggu ya??"
"Gak bukan gitu, tapi nanti kan ada waktunya buat kita berduaan. Sekarang aku kerja dulu ya."
"Ya udah,"
"Okey, i love you sayang."
"I love you too,"
Tok tok tok,,,
"Masuk,,"
"Pak, ini data yang Bapak minta."
"Tolong letakkan di meja, terimakasih banyak."
"Permisi Pak,"
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Bik Surti,, bik,,"ucapku sambil menuruni anak tangga.
"Iya Non,,"
"Pak Bambang kemana??"
"Tadi disuruh Nyonya ke kantor Non. Kenapa Non??"
"Huh, semuanya sibuk kerja. Gak Raffi gak Mama. Jadi sebel saya bik."
"Yah, namanya juga orang hidup kan harus kerja. Apalagi sekarang tanggung jawab Mas Raffi bertambah."
"Iya sih bik, tapi kan,,,,"
"Mending Non Gigi istirahat aja di kamar. Tidur sambil menunggu Mas Raffi pulang. Atau pengen makan apa gitu biar bibi masakin."
"Gak, terimakasih bik. Ya sudah saya ke kamar dulu."
"Baik Non."
Gigi belum terbiasa tanpa Raffi terpisah jarak dalam waktu lama setelah mereka menikah. Begitu menyiksa rupanya untuk Gigi. Gigi merasa bosan, karena semua bisnisnya sudah berada di Australia jadi sekarang Gigi tidak memiliki kegiatan apapun. Seharian penuh Gigi habiskan untuk menonton film di kamarnya. Sampai ketika dimana perlahan mata Gigi terpejam.
"Halo, Assalamualaikum Bik,, Gigi nya mana. Tadi saya coba telepon kok gak diangkat."
"Mungkin ketiduran Mas, mau saya panggil kan,??"
"Oo gitu, gak usah bik. Biar saja Gigi tidur. Nanti kalo sudah bangun bilang saya pulangnya telat."
"Baik Mas Raffi,"
"Terimakasih bik,,"
"Iya Mas, sama-sama."
"Siapa bik,??"terdengar suara dari lantai dua.
"Mas Raffi Non, tadi titip pesen kalo pulangnya telat."
"Pulang telat?? Jam berapa??"
"Wah, bibi kurang tau juga Non."
"Mama juga belum pulang??"
"Belum Non,"
Gigi pun terus menggerutu. Gigi tidak habis pikir kenapa ibu dan suaminya begitu gila bekerja. Padahal waktu sudah hampir jam 6 petang yang menandakan bahwa itu bukan jam kerja lagi. Gigi hanya bisa mondar-mandir kesana kemari, dia merasa bingung harus berbuat apa. Setelah lelah menatap televisi, kemudian beralih membaca buku dan kegiatan lainnya. Tapi tak juga ada orang yang pulang ke rumah. Sampai-sampai di jam makan malam pun dia duduk sendirian di meja makan.
Tut,, tut,, tut,,
"Halo,,,"
"Kamu mau pulang jam berapa??"
"Ehm belum tau sayang. Aku masih meeting nih."
"Oo gitu, ya udah."
"Kamu udah ngantuk? Klo memsye ngantuk tidur duluan aja."
"Gak, aku mau nunggu kamu pulang sye. Cepet pulang ya, aku kangen."
"Iya, aku juga kangen sama kamu."
Tik tok tik tok, jarum jam terus berputar. Tapi Raffi tidak kunjung pulang padahal sudah larut malam.
************
"Assalamualaikum, malem Ma. Baru pulang juga Ma??"
"Iya Fi, emang ada masalah di kantor kok kamu sampe pulang jam segini??"
"Begitu lah Ma, ehm Ma,,,"
"Ada apa Fi??"
"Soal rencana bulan madu ke Jepang itu,, ehm bisa dicancel dulu ga??"
"Kalo setau Mama sih gak bisa, kalo kamu gak berangkat ya tiketnya hangus."
"Aduh, gimana dong Ma. Padahal Gigi juga udah excited banget pengen kesana tapi kerjaan Raffi gak bisa ditinggal. Menurut Mama gimana caranya ngomong ke Gigi??"
"Yah kalo itu Mama juga gak bisa bantu Fi. Udah bisa dipastiin kalo Gigi bakal marah-marah tuh."
"Tuh kan. Affi juga mikir gitu." ucapku bingung.
"Gini aja nanti Mama bantu buat mikir gimana caranya, sekarang lebih baik kamu ke kamar istirahat."
"Iya Ma, Affi ke kamar dulu ya."
Semua kegalauanku tadi disebabkan oleh ulah para klien yang secara mendadak berhenti untuk bekerjasama dengan perusahaan. Dengan adanya itu, aku harus turun tangan sendiri untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Maka dari itu aku belum bisa pergi berbulan madu bersama Gigi. Malah mungkin sepanjang hari kedepan aku akan sering pulang telat dari kantor.
"Mem,, memsye,,,"panggil ku.
Aku melihat ke arah ranjang tapi kosong, susunan bantal guling dan selimut masih tertata rapi. Ku alihkan pandangan ke arah sofa, dan benar saja disofa itu Gigi sudah terlelap tidur. Lalu aku pun bergegas melepaskan jas kerja ku kemudian aku angkat tubuh Gigi memindahkannya ke ranjang kami. Untungnya Gigi tidak terbangun, kulihat sejenak wajah istri ku tercinta itu sebelum aku pergi mandi. Ternyata semakin hari aku semakin mencintainya.
"Sshhhh,, seger."ucapku yang baru saja selesai mandi.
Belum sempat aku memakai pakaian ku, ada sepasang tangan memelukku dari arah belakang. Dan sudah bisa ditebak siapa pemilik tangan itu.
"Kamu gak bangunin aku sye??"
"Mana tega aku bangunin kamu sayang. Kamu tidurnya nyenyak banget gitu tadi."
Bukannya merespon jawaban yang aku ucapkan, Gigi yang saat ini berada di belakangku malah terus menciumi punggungku.
"Heii, jangan sayang. Geli nih."
"Aku kangen sama kamu sye."
"Yuk, ngobrolnya sambil tiduran tapi biarin aku pake baju dulu ya."
"Iya,,"
"Udah, sini memsye tidur disini,biar aku bisa peluk kamu."
"Sye, seharian ini aku tuh gak ngapa-ngapain. Cuma diem aja dikamar. Kamu jangan sibuk-sibuk dong sye."
"Iya sayang, tapi karena kemarin aku habis cuti jadi banyak kerjaan yang perlu diurusi."
"Kamu boleh sibuk tapi nanti sehari sebelum berangkat ke Jepang kamu harus ada dirumah lho."
"Ehm sayang,, soal itu ehm gimana kalo kita undur rencana bulan madunya??"
Seketika Gigi langsung bangkit dari pelukanku. Ekspresi wajahnya seperti tidak terima dengan apa yang aku sampaikan padanya. Dan tentu saja dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Lagi banyak masalah di kantor sayang, jadi bulan depan aku belum bisa ambil cuti."
Tiba-tiba mata Gigi berkaca-kaca, airmata sudah bersiap untuk jatuh. Aku benci melihat Gigi seperti ini. Gigi sangat sedih mendengarnya. Dia hanya terdiam dan sesekali menghapus air matanya sendiri.
"Ya udah mau gimana lagi."ucap Gigi datar seraya menarik selimut dan mengambil posisi tidur yang tidak biasa. Gigi menghadap ke arah berlawanan, aku tahu dia sedang menangis. Aku pun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menenangkan Gigi.
"Memsye, maafin aku yaa. Aku benar-benar minta maaf."
Aku peluk tubuhnya, walaupun Gigi sama sekali tidak meresponnya.
Bersambung,,,

Related Posts :

0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 27"

Post a Comment