Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 6


Cerbung by : Rini Diah Mardiyati

Semua urusan administrasi sekolah sudah selesai diurus oleh Papa, sesibuk-sibuknya beliau tapi semua masih diurus sendiri, sekolah yang baru untuk aku dan Nanas pun sudah dipilih,barang-barang di rumah sudah diangkut ke rumahku yang baru.Papa juga sudah mulai bekerja karena masalah di kantor beliau harus segera di atasi yah walaupun harus bolak balik Jakarta-Bandung. Sementara aku,Nanas,dan Mama masih berada di Jakarta,karena minggu ini aku dan Nanas masih melaksanakan ujian akhir semester. Hari ini hari terakhir pelaksanaan ujian semester dan minggu depan tiba waktunya liburan sekolah sekitar dua minggu lamanya.
Tettttttttt. Bunyi bel pertanda kertas ujian harus dikumpulkan karena waktu mengerjakan soal sudah habis. Ruang kelas mendadak ramai karena banyak murid yang mencoba mencari jawaban dari teman di sebelahnya biasa lah namanya juga anak sekolah hehe. Aku pun bergegas mengumpulkan kertas ujianku, kurapikan alat tulis ku dan buru-buru meninggalkan ruangan,ada keperluan yang harus diurus di ruang Tata usaha. Tak berselang lama aku pun keluar dari ruang tata usaha,sejenak ku berhenti memandang sekeliling,kuputar pandanganku ke seluruh penjuru sekolah yang akan segera ku tinggalkan ini.
"Selamat tinggal semuanya," ucapku lirih. Tak sadar ku tetes kan air mata. Kubawa semua kesedihan beserta kenangannya lalu berjalan pergi. Untuk terakhir kalinya aku mampir ke tempat rahasia ku, mulai esok hari dan seterusnya tak akan lagi ada kesempatan untuk beristirahat disini. Tak akan pernah lagi bersenandung memainkan gitar kesayanganku. Tak akan terjadi lagi momen bercanda, mengobrol, menjahili Gigi. Ku bangkit dari tempat duduk ku sesampai di depan pintu ku kembali berbalik melihat sekeliling berat rasanya tapi aku memang harus pergi, ku gembok pintu gudang membiarkan semua kenanganku terkunci rapat di dalam sana. 
"Maafkan aku Gi, selamat tinggal terima kasih buat semuanya,"
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
8 tahun berlalu.
"Saudara Raffi Ahmad," terdengar suara di ujung sana.
"Iya Pak,, saya Raffi Ahmad," jawab ku.
"Maaf untuk saat ini kami belum bisa menerima anda sebagai pegawai di perusahaan kami mungkin di lain kesempatan Saudara bisa mencoba lagi ,"ucap pria itu.
"Oo begitu rupanya Pak,, terima kasih atas waktunya Pak saya permisi kalau begitu," pamit ku pada pria tersebut sambil mengambil map lamaran ku dengan perasaan kecewa dihati. 
Sesampainya di parkiran ku nyalakan motor kesayanganku lalu berlalu meninggalkan tempat tersebut,dalam hatiku aku terus berpikir kemana lagi mencari pekerjaan. Ini kali kesekian aku melamar kerja tapi belum ada yang menerimaku sebagai pegawai di perusahaannya. Sangat sulit memang mencari pekerjaan yang hanya memakai ijazah tamatan SMA, yah walaupun saat ini pun aku bukan seorang pengangguran tapi aku ingin memiliki penghasilan dan pekerjaan yang lebih baik. Tapi bukan Raffi Ahmad namanya kalau aku menyerah di tengah jalan selama masih ada nafas aku akan tetap berusaha. Karena aku seorang laki-laki yang diciptakan Tuhan lebih tangguh daripada perempuan. Ditengah perjalanan menuju ke rumah kulihat ada seorang wanita setengah baya yang terlibat obrolan serius dengan dua orang laki-laki yang berada di atas motor ,tapi ada yang tidak wajar kenapa dua orang laki-laki mengeluarkan senjata tajam kearahnya.
"Copetttttttt,, copetttttttt,tolong tolong," teriak wanita itu.
Ku pacu motor ku dengan kencang untuk mengejar copet-copet mencoba merebut tas wanita itu kembali,tak lama aku pun sudah berada tepat di belakang mereka tinggal sedikit lagi. Diantara keramaian lalu lintas aku harus tetap waspada agar pengendara yang lain tak merasa terganggu atas aksi ku ini.
"Woy berhenti,, balikin tas itu," ucapku yang sudah berada di samping motor mereka. Mereka tidak menggubris omongan ku malah terus menambah kecepatan kendaraan mereka. Aku pun tak kalah gesit mengimbangi permainan mereka dan disaat yang tepat kuarahkan kaki ku ke motor, ku tendang motor yang dikendarai para pencopet itu, menyebabkan mereka akhirnya jatuh tersungkur di bahu jalan. Baku hantam pun tak terelakkan diantara kami, mereka terus menyerang ku tapi dengan sedikit kemampuan beladiri yang ku punya aku berhasil mengalahkan mereka, para pencopet lalu kabur meninggalkan tas wanita itu, ku ambil tas lalu aku bergegas menuju ke tempat dimana wanita tadi di copet. Ku lihat wanita itu duduk di trotoar dikerumuni oleh warga dan masih menangis mungkin masih sedikit syok. Ku hampiri wanita itu. 
"Bu, ini tasnya lain kali hati-hati," pesanku padanya.
"Iya Nak terimakasih banyak atas bantuannya, tapi kamu gak papa ayo saya antar ke apotek,"pinta wanita itu.
"Tidak usah Bu , saya baik-baik saja ini hanya lecet biasa. Sebaiknya Ibu segera pulang," ucapku.
"Ya sudah Nak kalau seperti itu,sekali lagi terimakasih," ucap wanita itu lagi. Setelah kepergiannya ada yang terasa sakit di sekitar lengan kananku. Aahh sepertinya aku harus ke apotek seperti kata ibu tadi untuk mengobati luka akibat perkelahian tadi,akupun memacu motor ku. Setelah berada di apotek dan membeli beberapa obat,ku duduk dan mengobati luka ku sendiri. Kuteguk minuman peghilang dahaga setelah dirasa cukup aku berdiri hendak pulang menuju motor di parkiran.
"Selamat sore,,".
Ada suara tepat dibelakang punggungku, kucoba berbalik ke arah suara itu.Dan sedikit agak bingung apakah ada yang salah,apakah dia seorang polisi yang ingin menilangku atas ulah ku tadi karena aku tidak mengenal orang ini sebelumnya. Ku perhatikan orang ini dengan seksama. 
"Selamat sore,ada yang bisa saya bantu Pak," ucapku bingung sambil kembali turun dari motor. 
"Perkenalkan nama saya Johnson,panggil saja Om John," ucapnya sambil mengulurkan tangan.
"Oh ya, saya Raffi,, apakah saya mengenal Anda sebelumnya," tanyaku penasaran.
"Tidak,kita belum pernah bertemu sebelumnya tapi saya ingin meminta waktu kamu sebentar,bisa? Jangan khawatir saya ini bukan orang jahat," tambahnya lagi.
"Bisa Pak," jawabku.
"Baiklah mari ikut saya,kita cari tempat yang enak untuk ngobrol-ngobrol,kamu ikuti saja mobil saya Oya satu lagi jangan panggil Pak,,Om John saja," pintanya.
"Baik Om,,". Ku hidupkan mesin motorku melaju di belakang mobil Om John, orang yang baru saja ku kenal. Aku ingin tahu apa sebenarnya yang ingin dibicarakan olehnya. Mobilnya pun berhenti di sebuah coffe shop di ujung jalan. Dipersilahkan nya aku duduk di satu meja letaknya di ujung ruangan. 
"Mau minum kopi apa Fi??" tanya Om John.
"Gak Om,,saya tidak suka kopi,, silahkan Om saja yang pesan, ehm sebenarnya kita mau ngomongin soal apa ya Om,," tanyaku ingin tahu.
"Begini Fi,, tadi Om sedang bertujuan ke hotel lalu saat di lampu merah Om berada tepat dibelakang motor kamu dan melihat aksimu mengejar para pencopet itu Om begitu kagum melihat kemampuan mu mengendarai motor. Seperti sudah terlatih,, apakah kamu seorang pembalap,atau pernah balapan sebelumnya,"tanyanya padaku.
"Saya bukan pembalap Om dan belum pernah balapan tapi kalau soal kemampuan mengendarai motor,karena saya suka otomotif jadi sedikit banyak saya mengerti tehnik balapan," ucapku menjelaskan.
"Seperti itu ya,kalau begitu saya punya tawaran yang mungkin kamu tertarik ikut bergabung,"jelas Om John sambil meneguk kopi pesanannya. 
"Tawaran apa Om,??"
"Membalaplah untuk Om,,memang bukan balapan resmi tapi di kalangan Om,, profesi ini sangat menguntungkan, dan dengan kemampuanmu kita bisa menghasilkan banyak uang," jelasnya. Aku berpikir keras, tawaran Om John sangat menarik. Menghasilkan uang banyak itu kata kunci yang begitu membuatku tertarik apalagi aku juga bisa menyalurkan hobi otomotif ku memang kalau sudah rejeki tidak akan kemana. Tawaran Om John begitu menggiurkan aku juga sedang membutuhkan pekerjaan baru.
"Tidak usah buru-buru ambil keputusan ini nomor telepon Om,kalau kamu berminat silahkan hubungi saya," ucap Om John sambil memberi ku kartu nama.
"Saya bersedia Om," jawab ku yakin tanpa pikir panjang. 
"Kamu yakin,,ya sudah kalau begitu.Besok pagi temui Om di hotel Berlin Om menginap di sana,"
"Baik Om,"
"Om pamit dulu sampai jumpa besok Fi,, jangan telat kamu," pesan Om John.
"Siap Om," jawabku dengan lantang. Ayo Fi kamu pasti bisa belum tentu kesempatan datang untuk kedua kalinya ujarku menyemangati diri sendiri. 
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Keesokan harinya aku sudah berada di lobby hotel menunggu Om John turun dari kamarnya,tak lama kulihat sosok yang kukenal menghampiri tempat dimana aku duduk sekarang.
"Ayo Fi,, kita berangkat sekarang ,kita sudah ditunggu,"ajak Om John.
"Iya Om," jawabku. Aku tak bertanya mau kemana Om mengajakku pergi,aku mengikutinya saja dari belakang. Kami pun masuk mobil dan bergegas menuju ke tempat yang dimaksud.
Tiba kita disebuah jalanan sepi di pinggir kota sudah berkumpul beberapa orang yang tampak sibuk dan terdapat pula beberapa motor yang terparkir rapi berjejer .Om John pun mengajak ku turun,sejenak dia berbincang dengan salah satu orang dari mereka. Kemudian orang itu memberi tahu temannya yang lain. Dan orang terakhir yang ku sebutkan tadi entah kenapa orang itu melihat kearah ku menatap ku dingin,aku pun menganggukkan kepala dan tersenyum mencoba bersikap ramah.
"Raffi,,"panggil Om John, aku pun menghampirinya.
"Kamu pilih salah satu dari motor di sana,dan cobalah mengendarai seperti yang Om liat, tunjukkan kemampuanmu, buat mereka kagum."pinta Om John.
Tanpa ragu aku berjalan menuju motor dan segera memasang segala perlengkapan safety riding yang sudah dipersiapkan di samping motor. Ku hidupkan mesin motor bermain dengan gas lalu tanpa ba-bi-bu lagi ku tunjukkan semua kemampuanku.
Ngeeeeeeengggggg, Ngeeeeeeengggggg,,
Suara mesin motor menderu,,tiga putaran ku lalui. 
Saat aku sudah sampai di garis finish semua orang tampak bertepuk tangan riuh menyambut ku. Mereka terlihat senang dengan apa yang baru aku tunjukkan tadi sepertinya Om John juga merasakan hal yang sama, puas dengan penampilan ku. Setelah ku buka helm lalu aku pun menghampiri Om John beserta orang yang sedari tadi menatapku dingin. Kulihat dia membisikkan sesuatu ke telinga Om John disusul responnya yang hanya mengangguk pelan.
"Selamat Fi,,kamu lolos,kamu resmi jadi pembalap kami, dan malam hari ini adalah race pertama kamu. Kamu siap,?"
"Siap Om,," jawabku senang karena aku punya pekerjaan yang lebih baik sekarang.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Waktu berjalan race demi race kulalui,banyak hal yang aku alami dari mulai berkejar-kejaran dengan polisi karena memang ini balap liar, berkelahi sesama pembalap, kehidupan malam yang sebenarnya tidak aku sukai, dan tentu saja godaan dari wanita di sekelilingku. Yang mereka lihat hanyalah uang dan ketenaranku saja terkadang aku tidak ikut perayaan kemenangan ku sendiri,karena pasti penuh dengan alkohol dan rokok. Walaupun aku bekerja di dunia malam tapi aku tidak suka dengan gaya hidupnya. Seperti malam ini aku hanya berdiam diri di kamar hotel beristirahat sementara yang lain bergembira entah pergi kemana.
Kriing,kriing,, ponsel ku berbunyi 
"Halo, Assalamualaikum iya Mah,,Affi lagi istirahat nih,, Affi juga kangen sama semuanya. Iya Mah Affi pulang dua minggu lagi,, jaga kesehatan ya salam buat semuanya,, Walaikumsalam," ucapku. Baru kuletakkan ponsel ku, 
Bip,,Bip,, ponselku bergetar kembali, ada pesan masuk ku ambil dan ku baca apa isinya,dari Om John ternyata.
**Fi,besok jangan lupa ada acara makan malam bersama 
Bos Besar,berpakaian yang rapi dan jangan telat**
Untung diingatkan kalau tidak pasti aku sudah lupa, kuletakkan ponsel lalu bersiap untuk tidur. Selamat malam semuanya.
Bersambung...

Related Posts :

0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 6"

Post a Comment