
Cerbung by : Rini Diah Mardiyati
"Halo Assalamualaikum Ma,, Affi sehat Ma. Mama
gimana semuanya baik-baik saja kan. Gini Affi telepon karena mau kasih kabar,
Affi belum bisa pulang,, Affi harus ke Bali karena Irwan ngadain acara resepsi
di sana. Iya Ma beres. Ya udah salam buat semuanya ya Ma,"
Kututup telepon ku, dan melanjutkan aktifitasku seperti hari biasanya.
Tiba di hari keberangkatan menuju Bali
Semua anggota keluarga Irwan dan tamu undangan yang akan hadir di resepsi pernikahan kedua sudah bersiap menuju bandara. Tidak banyak karena hanya orang-orang dekat saja yang diundang rombongan dibawa di satu bus agar lebih mudah mengaturnya. Begitu ramai suasana bandara hari itu maklum kita berangkat di weekend, apalagi aku bertindak sebagai salah satu panitia. Setiba di bandara aku harus mengurus tiket, koper-koper, mengecek jadwal keberangkatan, memastikan semua baik-baik saja. Karena itu semua aku jadi terburu-buru melangkah tak sengaja aku menabrak penumpang lain di pintu keberangkatan.
"Sorry sorry saya tidak memperhatikan jalan di depan," ucapku.
"It's okey,don' t worry about it," jawab pria itu.
"Raffi,"
Pria itu memanggil namaku, pria itu mengenalku, kubuka kacamata hitamku dan sejenak memandang wajah pria yang memanggilku tadi, memikirkan apa aku merasa pernah bertemu sebelumnya. Pria itu juga melepas kacamatanya dan tersenyum padaku dari situlah aku mulai sedikit ingat siapa dia,maklum aku agak payah untuk masalah memori.
"Gue Nanda temen SMA loe,masih inget gak loe.,?" ucapnya mengingatkan.
"Iya-iya gue inget sekarang,apa kabar loe makin keren aja," puji ku padanya. Kami berpelukan layaknya teman lama, Nanda terlihat semakin gagah badannya kencang berotot. Penampilan parlente seorang pengusaha muda yang sukses membuatnya tampak sangat berkelas.
"Bisa aja,loe juga keren dengan brewok tipis di wajah loe," ucapnya lagi. Memang aku belum sempat cukuran pagi tadi jadi wajahku agak terlihat berantakan.
"Bukan begitu ini karna belum cukur gue tadi pagi, hehee,,, "
"Ngobrol-ngobrol dulu lah Fi,"
"Mau kemana loe Nan," tanyaku
"Gue mau balik ke Singapore, semingguan lah gue disini kemaren, gue pulang ke Jakarta buat ngurusin pernikahan gue, loe pasti gue undang karena calon istri gue temen loe juga harus dateng pokoknya," kata Nanda.
"Wah selamat ya bro, gue ikut seneng dengarnya, kapan nih,?? Lama gak ketemu eh ketemu kasih kabar gembira, pasti gue dateng lah,"ucapku
"Doain aja biar semua lancar, tanggalnya belum ditetapkan Secepatnya sih kalo bisa, hehehe, "ucapnya
"Siap bro,,ni nomor telepon gue tinggal kabarin aja kapan dan dimana,gue pasti dateng," ucapku.
"Loe sendiri mau kemana Fi, keliatan sibuk banget,??
"Gue mau ke Bali. Sahabat gue mau resepsi di sana, ya gini deh kalo jadi panitia, ke sana-sini hehe"
"Oo gitu,, gue harus cabut nih Fi,, nomer loe udah gue save, tinggal nunggu kabar dari gue aja,, Ya udah gue duluan ya,see you soon bro," pamit Nanda.
"Sip bro,". Kami berjabat tangan.
Aku kembali ke dalam rombongan yang sudah siap untuk masuk pesawat.
"Yuk semua masuk, udah waktunya berangkat,"ajak ku pada rombongan. Semua rombongan sudah duduk di kursi masing-masing ada yang beristirahat ada juga yang mengobrol sedangkan aku melamun memikirkan sesuatu. Entah kenapa pertemuan singkat dengan Nanda tadi begitu mengganggu pikiranku apa calon istri yang dia maksud adalah Gigi, seperti yang dia bilang tadi bahwa aku mengenalnya juga. Apakah ini yang menjadi alasan Gigi tidak mau bertemu dan bicara denganku tempo hari. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan kata-kata Nanda, bertanya-tanya apa dugaanku benar adanya.
Kututup telepon ku, dan melanjutkan aktifitasku seperti hari biasanya.
Tiba di hari keberangkatan menuju Bali
Semua anggota keluarga Irwan dan tamu undangan yang akan hadir di resepsi pernikahan kedua sudah bersiap menuju bandara. Tidak banyak karena hanya orang-orang dekat saja yang diundang rombongan dibawa di satu bus agar lebih mudah mengaturnya. Begitu ramai suasana bandara hari itu maklum kita berangkat di weekend, apalagi aku bertindak sebagai salah satu panitia. Setiba di bandara aku harus mengurus tiket, koper-koper, mengecek jadwal keberangkatan, memastikan semua baik-baik saja. Karena itu semua aku jadi terburu-buru melangkah tak sengaja aku menabrak penumpang lain di pintu keberangkatan.
"Sorry sorry saya tidak memperhatikan jalan di depan," ucapku.
"It's okey,don' t worry about it," jawab pria itu.
"Raffi,"
Pria itu memanggil namaku, pria itu mengenalku, kubuka kacamata hitamku dan sejenak memandang wajah pria yang memanggilku tadi, memikirkan apa aku merasa pernah bertemu sebelumnya. Pria itu juga melepas kacamatanya dan tersenyum padaku dari situlah aku mulai sedikit ingat siapa dia,maklum aku agak payah untuk masalah memori.
"Gue Nanda temen SMA loe,masih inget gak loe.,?" ucapnya mengingatkan.
"Iya-iya gue inget sekarang,apa kabar loe makin keren aja," puji ku padanya. Kami berpelukan layaknya teman lama, Nanda terlihat semakin gagah badannya kencang berotot. Penampilan parlente seorang pengusaha muda yang sukses membuatnya tampak sangat berkelas.
"Bisa aja,loe juga keren dengan brewok tipis di wajah loe," ucapnya lagi. Memang aku belum sempat cukuran pagi tadi jadi wajahku agak terlihat berantakan.
"Bukan begitu ini karna belum cukur gue tadi pagi, hehee,,, "
"Ngobrol-ngobrol dulu lah Fi,"
"Mau kemana loe Nan," tanyaku
"Gue mau balik ke Singapore, semingguan lah gue disini kemaren, gue pulang ke Jakarta buat ngurusin pernikahan gue, loe pasti gue undang karena calon istri gue temen loe juga harus dateng pokoknya," kata Nanda.
"Wah selamat ya bro, gue ikut seneng dengarnya, kapan nih,?? Lama gak ketemu eh ketemu kasih kabar gembira, pasti gue dateng lah,"ucapku
"Doain aja biar semua lancar, tanggalnya belum ditetapkan Secepatnya sih kalo bisa, hehehe, "ucapnya
"Siap bro,,ni nomor telepon gue tinggal kabarin aja kapan dan dimana,gue pasti dateng," ucapku.
"Loe sendiri mau kemana Fi, keliatan sibuk banget,??
"Gue mau ke Bali. Sahabat gue mau resepsi di sana, ya gini deh kalo jadi panitia, ke sana-sini hehe"
"Oo gitu,, gue harus cabut nih Fi,, nomer loe udah gue save, tinggal nunggu kabar dari gue aja,, Ya udah gue duluan ya,see you soon bro," pamit Nanda.
"Sip bro,". Kami berjabat tangan.
Aku kembali ke dalam rombongan yang sudah siap untuk masuk pesawat.
"Yuk semua masuk, udah waktunya berangkat,"ajak ku pada rombongan. Semua rombongan sudah duduk di kursi masing-masing ada yang beristirahat ada juga yang mengobrol sedangkan aku melamun memikirkan sesuatu. Entah kenapa pertemuan singkat dengan Nanda tadi begitu mengganggu pikiranku apa calon istri yang dia maksud adalah Gigi, seperti yang dia bilang tadi bahwa aku mengenalnya juga. Apakah ini yang menjadi alasan Gigi tidak mau bertemu dan bicara denganku tempo hari. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan kata-kata Nanda, bertanya-tanya apa dugaanku benar adanya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Malam harinya,
Acara resepsi pun dimulai, acara yang diadakan di pinggir pantai yang indah bertemakan white party terasa hangat karena hanya keluarga dan teman-teman dekat yang hadir. Musik mengalun pelan menambah keromantisan suasana, terdengar gelak tawa dari para undangan. Semuanya tampak ikut bahagia. Semuanya sibuk berfoto mengabadikan momen ini yang cuma sekali seumur hidup Irwan-Zaskia , sebenarnya aku juga bahagia menghadiri pesta ini tapi entah kenapa hatiku tidak bisa dibohongi, sorot mataku kosong aku hanya berdiam sendiri di bibir pantai ku arahkan mata menuju laut lepas melihat deburan ombak. Ku biarkan ombak menyapu kakiku sesekali aku memandang ke tempat pesta digelar sampai ketika mata ini terpaku pada satu pemandangan yang sangat indah. Nagita. Dia ternyata juga hadir di pesta ini karena dia adalah temen dekatnya Zaskia. Dress putih selutut dengan rambut panjang di gerai membuatnya terlihat sangat cantik dan senyuman selalu menghiasi wajahnya ketika fotografer mengambil gambar. Ku nikmati saja dari kejauhan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Saat ingin mengambil minuman tiba-tiba tanganku merasa menyentuh tangan lain yang juga ingin mengambil gelas yang sama. Dan pemilik tangan lembut itu adalah Gigi . Mata kami saling beradu satu sama lain, kesekian kalinya kami mengalami peristiwa serupa, ingin rasanya ku hentikan waktu biarkan seperti ini terus keadaannya, tanpa sadar ku angkat tanganku beranikan diri membelai pipinya yang mulus dia pun terdiam menutup matanya seolah-olah dia larut juga dalam keadaan ini.
"Maaf bapak ibu menganggu,, apa bapak ibu ingin minum minuman yang sama, kalau iya tunggu sebentar," ucap pelayan. Gigi terkejut dibuatnya. Ahh sial pelayan itu merusak momen ku bersama Gigi barusan.
"Ini Pak minumannya,"
Malam harinya,
Acara resepsi pun dimulai, acara yang diadakan di pinggir pantai yang indah bertemakan white party terasa hangat karena hanya keluarga dan teman-teman dekat yang hadir. Musik mengalun pelan menambah keromantisan suasana, terdengar gelak tawa dari para undangan. Semuanya tampak ikut bahagia. Semuanya sibuk berfoto mengabadikan momen ini yang cuma sekali seumur hidup Irwan-Zaskia , sebenarnya aku juga bahagia menghadiri pesta ini tapi entah kenapa hatiku tidak bisa dibohongi, sorot mataku kosong aku hanya berdiam sendiri di bibir pantai ku arahkan mata menuju laut lepas melihat deburan ombak. Ku biarkan ombak menyapu kakiku sesekali aku memandang ke tempat pesta digelar sampai ketika mata ini terpaku pada satu pemandangan yang sangat indah. Nagita. Dia ternyata juga hadir di pesta ini karena dia adalah temen dekatnya Zaskia. Dress putih selutut dengan rambut panjang di gerai membuatnya terlihat sangat cantik dan senyuman selalu menghiasi wajahnya ketika fotografer mengambil gambar. Ku nikmati saja dari kejauhan ciptaan Tuhan yang satu ini.
Saat ingin mengambil minuman tiba-tiba tanganku merasa menyentuh tangan lain yang juga ingin mengambil gelas yang sama. Dan pemilik tangan lembut itu adalah Gigi . Mata kami saling beradu satu sama lain, kesekian kalinya kami mengalami peristiwa serupa, ingin rasanya ku hentikan waktu biarkan seperti ini terus keadaannya, tanpa sadar ku angkat tanganku beranikan diri membelai pipinya yang mulus dia pun terdiam menutup matanya seolah-olah dia larut juga dalam keadaan ini.
"Maaf bapak ibu menganggu,, apa bapak ibu ingin minum minuman yang sama, kalau iya tunggu sebentar," ucap pelayan. Gigi terkejut dibuatnya. Ahh sial pelayan itu merusak momen ku bersama Gigi barusan.
"Ini Pak minumannya,"
Gigi
pun tersadar dan mulai beranjak pergi, Kuraih tangannya mencoba menahan
kepergiannya dari sisiku saat ini.
"Gi sampai kapan kamu
memperlakukanku seperti ini, aku mohon bicaralah. Kamu boleh memaki ku sepuasnya,kamu
boleh memukulku, jika itu hukumannya aku terima," jelas ku.
Plak,,,plak
Dua tamparan keras mendarat di pipiku membuat sedikit darah mengalir keluar disudut bibirku. Tapi tak mengapa jika itu membuatnya memaafkan kesalahan yang aku lakukan.
"Mungkin itu sedikit dari hukuman yang akan gue beri ke loe Fi,,"ucap Gigi dengan ekspresi dingin. Mendengar suaranya saja membuatku merasa lega setelah sekian lama aku merindukan suara itu terdengar di telingaku.
Plak,,,plak
Dua tamparan keras mendarat di pipiku membuat sedikit darah mengalir keluar disudut bibirku. Tapi tak mengapa jika itu membuatnya memaafkan kesalahan yang aku lakukan.
"Mungkin itu sedikit dari hukuman yang akan gue beri ke loe Fi,,"ucap Gigi dengan ekspresi dingin. Mendengar suaranya saja membuatku merasa lega setelah sekian lama aku merindukan suara itu terdengar di telingaku.
Aku pun tersenyum mendengarnya. Gigi
bingung mendapati aku malah tersenyum menerima tamparan darinya.
"Kenapa loe malah senyum-senyum
bukannya kesakitan karena tamparan gue tadi. Tangan gue aja yang nampar loe
sampe sakit nih," keluh Gigi
"Mana yang sakit," tanyaku khawatir kemudian ku raih tangannya dan mengelus nya pelan.
"Mana yang sakit," tanyaku khawatir kemudian ku raih tangannya dan mengelus nya pelan.
Gigi bertambah bingung dengan
kelakuan pria di depannya ini bukannya mengurus lukanya sendiri malah sibuk
mengobati orang lain.
"Woy loe ini masih aja kayak dulu ya, agak kurang
pinter, " Ucapnya. Aku pun mengernyitkan dahi.
"Maksud kamu,??"
"Iya loe tu masih bego kenapa loe ngobatin gue, sementara luka loe lebih parah," ucapnya lagi
"Biarin aja, luka ku gak parah kok,, luka biasa aja ini mah, yang penting kamu gak marah lagi,"jelas ku.
"Kata siapa,, loe masih hutang penjelasan sama gue. Loe harus jelasin semuanya." Ucap Gigi.
" Iya," jawabku singkat. Aku merasa lega barusan adalah obrolan terpanjang yang kami lakukan setelah kejadian tempo hari.
"Fi,,Gi,,ayo foto dulu," pinta Zaskia. Kami pun menghampirinya dan berfoto bersama.
Acara resepsi di tutup dengan pelemparan bucket bunga dari sang pengantin wanita. Aku dan Gigi pun ikut bergabung di dalamnya bersama para lajang yang lain.
1,2,3,, bunga pun dilempar dan yang beruntung mendapatkannya adalah Gigi,semuanya memberikan selamat kepadanya mendoakan semoga dia segera menyusul Zaskia. Memang tahun ini kan dia akan menikah dengan Nanda. Malam sudah larut saatnya balik ke hotel untuk beristirahat setelah semalaman berpesta, sebelum besok kembali ke rutinitas sehari-hari. Ku tawarkan untuk mengantar Gigi sampai di kamar dan dia menerima tawaran dariku. Kuantarkan Gigi sampai didepan pintu kamar hotelnya.
"Selamat malam Gi,, masuk gih. Mandi terus istirahat. Sampai ketemu besok pagi," ucapku
"Iya,,bye," balasnya singkat
"Gak ada good night kiss nih," godaku
"Jangan macem-macem,,nih good night kiss," ancam Gigi sambil mengepalkan tangannya ke arah ku.
"Iya-iya maaf, becanda,"
"Bye Gi," pamitku. Gigi pun menutup pintu nya walaupun dia masih memberi tanggapan dingin atas kehadiran ku setidaknya kita sudah bisa berkomunikasi secara langsung.
"Semoga malam ini kita sama-sama tidur nyenyak dan mimpi yang indah ya Gi,". Kutinggalkan Gigi berjalan menuju kamarku.
"Iya loe tu masih bego kenapa loe ngobatin gue, sementara luka loe lebih parah," ucapnya lagi
"Biarin aja, luka ku gak parah kok,, luka biasa aja ini mah, yang penting kamu gak marah lagi,"jelas ku.
"Kata siapa,, loe masih hutang penjelasan sama gue. Loe harus jelasin semuanya." Ucap Gigi.
" Iya," jawabku singkat. Aku merasa lega barusan adalah obrolan terpanjang yang kami lakukan setelah kejadian tempo hari.
"Fi,,Gi,,ayo foto dulu," pinta Zaskia. Kami pun menghampirinya dan berfoto bersama.
Acara resepsi di tutup dengan pelemparan bucket bunga dari sang pengantin wanita. Aku dan Gigi pun ikut bergabung di dalamnya bersama para lajang yang lain.
1,2,3,, bunga pun dilempar dan yang beruntung mendapatkannya adalah Gigi,semuanya memberikan selamat kepadanya mendoakan semoga dia segera menyusul Zaskia. Memang tahun ini kan dia akan menikah dengan Nanda. Malam sudah larut saatnya balik ke hotel untuk beristirahat setelah semalaman berpesta, sebelum besok kembali ke rutinitas sehari-hari. Ku tawarkan untuk mengantar Gigi sampai di kamar dan dia menerima tawaran dariku. Kuantarkan Gigi sampai didepan pintu kamar hotelnya.
"Selamat malam Gi,, masuk gih. Mandi terus istirahat. Sampai ketemu besok pagi," ucapku
"Iya,,bye," balasnya singkat
"Gak ada good night kiss nih," godaku
"Jangan macem-macem,,nih good night kiss," ancam Gigi sambil mengepalkan tangannya ke arah ku.
"Iya-iya maaf, becanda,"
"Bye Gi," pamitku. Gigi pun menutup pintu nya walaupun dia masih memberi tanggapan dingin atas kehadiran ku setidaknya kita sudah bisa berkomunikasi secara langsung.
"Semoga malam ini kita sama-sama tidur nyenyak dan mimpi yang indah ya Gi,". Kutinggalkan Gigi berjalan menuju kamarku.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Pagi semuanya,," sapa Om Tommy kepada kami
semua yang berkumpul untuk sarapan. Semua rombongan tengah menyantap sarapan
mereka karena sebentar lagi rombongan tamu undangan akan harus segera check-out
dan pergi ke bandara. Aku diminta Om Tommy untuk mengawal mereka bersama
teman-teman yang lain. Memastikan semua berjalan dengan baik.
"Pagi juga Om,," jawabku
"Gimana Fi,, semua beres kan,?apa ada yang belum beres, terus Irwan-Zaskia mana, belum juga keluar dari kamarnya. Dasar pengantin baru," ucapnya
"Beres Om,,hehehe mohon dimengerti lah Om lagi seneng dia punya istri,," ucapku
"Bisa aja kamu, terus kapan giliran mu Fi, apa masih berusaha mengejar impian kamu jadi lupa cari pendamping,??
"Begitulah Om,, jangan ngomongin soal itu Om,, oh ya lalu Om punya rencana kemana setelah ini. Langsung pulang atau ada urusan bisnis lagi," tanyaku
"Om terbang ke Dubai setelah ini, biasalah urusan bisnis. Kamu sendiri, kapan balapan lagi,?"
"Sepertinya belum bisa untuk saat ini Om,, sejak kejadian terakhir di race tempo hari. Polisi masih terus memantau.,"jelas ku lagi.
"Ya sudah,,kau atur saja bersama Johnson, Om harus segera berangkat ke bandara nih, Nanti kalau ketemu Irwan suruh dia menghubungi Om," perintah Om Tommy .
"Pasti Om, hati-hati semoga semua lancar," ucapku sambil mencium tangannya.
Selepas kepergian Om Tommy aku melanjutkan sarapan pagi ku sebelum melakukan tugas negara. Aku pun teringat sesuatu kucoba menyapu pandangan ke seluruh sisi restoran untuk menemukan yang ku cari dan zonk yang ku dapat, mungkin dia belum bangun sepagi ini atau dia sudah checkout dari hotel. Selesai sarapan aku menuju ke receptionist hotel dan aku bertanya kepadanya tentang hal yang aku ingin ketahui, senyum ku mengembang saat mendapat kabar gembira bahwa Nagita belum pergi dari hotel mungkin benar dia belum bangun. Yang terpenting setidaknya dia masih disini, lalu aku berlalu menuju kerumunan orang yang sudah lama menunggu kedatangan ku.
Sesampainya di bandara semua rombongan sudah siap, koper-koper juga sudah selesai diurusi, bersiap untuk pulang
lepas berpamitan lalu mereka masuk satu persatu kedalam pesawat. Dan tugasku pun selesai saatnya kembali ke hotel. Aku pun melanjutkan perjalanan kembali ke hotel. Di tengah konsentrasi ku mengendarai mobil, ku putuskan untuk mampir membeli bunga,sesampai di toko bunga aku merasa bingung bunga apa yang disukai olehnya setelah mencari-cari dan bertanya kepada penjualnya akhirnya aku memilih bunga mawar putih dan merah muda. Ku minta kepada penjualnya untuk dirangkai agar terkesan lebih indah dipandang, selesai membayar kulanjut kembali memegang setir mobil. Kulihat kembali rangkaian bunga yang ada di samping ku. Semoga Nagita suka dengan bunga yang ku pilih.
"Gimana Fi,, semua beres kan,?apa ada yang belum beres, terus Irwan-Zaskia mana, belum juga keluar dari kamarnya. Dasar pengantin baru," ucapnya
"Beres Om,,hehehe mohon dimengerti lah Om lagi seneng dia punya istri,," ucapku
"Bisa aja kamu, terus kapan giliran mu Fi, apa masih berusaha mengejar impian kamu jadi lupa cari pendamping,??
"Begitulah Om,, jangan ngomongin soal itu Om,, oh ya lalu Om punya rencana kemana setelah ini. Langsung pulang atau ada urusan bisnis lagi," tanyaku
"Om terbang ke Dubai setelah ini, biasalah urusan bisnis. Kamu sendiri, kapan balapan lagi,?"
"Sepertinya belum bisa untuk saat ini Om,, sejak kejadian terakhir di race tempo hari. Polisi masih terus memantau.,"jelas ku lagi.
"Ya sudah,,kau atur saja bersama Johnson, Om harus segera berangkat ke bandara nih, Nanti kalau ketemu Irwan suruh dia menghubungi Om," perintah Om Tommy .
"Pasti Om, hati-hati semoga semua lancar," ucapku sambil mencium tangannya.
Selepas kepergian Om Tommy aku melanjutkan sarapan pagi ku sebelum melakukan tugas negara. Aku pun teringat sesuatu kucoba menyapu pandangan ke seluruh sisi restoran untuk menemukan yang ku cari dan zonk yang ku dapat, mungkin dia belum bangun sepagi ini atau dia sudah checkout dari hotel. Selesai sarapan aku menuju ke receptionist hotel dan aku bertanya kepadanya tentang hal yang aku ingin ketahui, senyum ku mengembang saat mendapat kabar gembira bahwa Nagita belum pergi dari hotel mungkin benar dia belum bangun. Yang terpenting setidaknya dia masih disini, lalu aku berlalu menuju kerumunan orang yang sudah lama menunggu kedatangan ku.
Sesampainya di bandara semua rombongan sudah siap, koper-koper juga sudah selesai diurusi, bersiap untuk pulang
lepas berpamitan lalu mereka masuk satu persatu kedalam pesawat. Dan tugasku pun selesai saatnya kembali ke hotel. Aku pun melanjutkan perjalanan kembali ke hotel. Di tengah konsentrasi ku mengendarai mobil, ku putuskan untuk mampir membeli bunga,sesampai di toko bunga aku merasa bingung bunga apa yang disukai olehnya setelah mencari-cari dan bertanya kepada penjualnya akhirnya aku memilih bunga mawar putih dan merah muda. Ku minta kepada penjualnya untuk dirangkai agar terkesan lebih indah dipandang, selesai membayar kulanjut kembali memegang setir mobil. Kulihat kembali rangkaian bunga yang ada di samping ku. Semoga Nagita suka dengan bunga yang ku pilih.
Bersambung...
0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 9"
Post a Comment