
Cerbung by : Rini Diah Mardiyati
Bip,,bip,,
Kuambil ponsel di kantong celanaku.
**Sampai hotel,temui gue di lounge hotel deket pantai.**
Itulah isi pesan singkat yang dikirim oleh Irwan kepada ku, ku masukkan ponselku ke dalam celana lalu menyetir kembali tak selang lama aku pun kembali tiba di hotel, setelah mengambil bunga yang baru saja kubeli untuk Gigi kucium wangi nya dan berjalan menuju receptionist.
"Ada yang bisa kami bantu Pak," ucap receptionist
"Begini,tolong berikan bunga ini ke kamar 503,, terimakasih," ucapku sambil memberi uang tip.
"Oo iya Pak,, dari Bapak siapa bunganya," tanya receptionist.
"Dia sudah tahu bunga ini dari siapa," jawabku singkat. Aku putuskan untuk tidak memberi tahu Gigi bahwa aku yang mengirimkan bunga mawar itu. Biar seperti itu, belum tentu dia mau menerima jikalau tahu aku yang memberinya. Urusan bunga selesai, bergegaslah aku menuju tempat dimana Irwan memintaku menemuinya tadi, di depan pintu lounge hotel ku sudah melihat keberadaan Irwan dan Zaskia. Setelah mengetahui kedatangan ku Irwan pun melambaikan tangannya kearah ku.
"Baru nyampe loe bro,?"tanya Irwan.
"Menurut loe," jawabku singkat. Hampir aku duduk, aku pun terkejut ternyata tidak hanya ada Irwan dan Zaskia di meja Ini.
"Woy,, ngeliatnya gitu banget, kenapa?kaget?," tegur Kia.
"Iya Fi,bukannya kemarin loe,,,,," ku tutup mulut Irwan dan mataku melotot mengisyaratkan nya untuk diam.
"Eh eh Fi loe apain suami gue, sayang kamu gak papa,"ucap Kia.
"Emang kemarin ada apa," tanya Gigi sambil meminum jusnya.
"Gak, gak ada apa-apa kok Gi," Ucapku gugup
"Loe panggil dia Gigi Fi?? Itu kan panggilan sayangnya Nagita,bukannya kalian baru aja kenalan pas nikahan gue kemaren," ucap Kia penasaran.
"Oo,, Raffi ini temen SMA gue Ki,,"jawab Gigi
"Trus kenapa loe kemarin pergi waktu ketemu Raffi,"
Pertanyaan itu yang juga ingin aku tanyakan pada Gigi untung saja Zaskia bertanya tentang itu, kubuka telingaku lebar-lebar untuk mendengar jawaban apa yang keluar dari mulut Gigi.
"Biar dramatis aja kayak di film-film gitu,, jadi gue lari,, keren gak akting gue hehe," jawab Gigi. Aku pun menjadi lesu,aku kecewa mendengar jawaban Gigi tadi padahal aku sungguh-sungguh ingin mendengar apa alasan sebenarnya eh malah bercanda.
"Dasar loe,ada-ada aja. Eh iya Gi loe sampe kapan di Bali,"tanya Kia
"Belum tahu Ki,, tapi gak buru-buru lagian gue juga gak ada yang nungguin, lagi pada keluar negeri," terang Gigi
"Trus rencana loe yang itu gimana lancar kan semuanya, jadi kan tahun ini,?"tanya Kia. Gigi pun hanya mengangguk-anggukkan kepala karena sibuk dengan sarapan paginya.
"Yah Fi,, gini nih kalau cewek udah pada ngumpul,, semuanya dicuekin," ucap Irwan kesal.
"Biarin aja kenapa kan ada gue, kalo mereka ngobrol ya kita berdua juga ngobrol, "jawab ku sekenanya. Aku masih kesal dengan jawaban Gigi tadi.
"Ogah, males gue ngobrol sama loe, bosen"
"Aduh sayang tambah cakep deh kalau lagi ngambek, ya udah kita pergi yuk, jalan kemana ato ngapain gitu gak enak mesra-mesraan depan mereka,, ntar ngiler lagi," ucap Kia sambil menjulurkan lidahnya.
"Sialan loe," ucap Gigi. Aku pun hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kelakuan pengantin baru itu. Dan baru ku sadari bahwa hanya tertinggal ada aku dan Gigi sekarang di meja yang sama.
"Gi,,"
"Hemm,"
"Kamu belum jawab pertanyaanku kemarin," ucapku
"Pertanyaan yang mana?"tanyanya sambil meletakkan sendok karena sudah selesai sarapan.
"Gimana kabar kamu,?"
"Oo,, kabar gue baik-baik saja seperti yang loe lihat sekarang, masih punya mata,tangan,kaki,telinga. lengkap."jawab Gigi
"Loe sendiri,??"
"Seperti yang kamu lihat juga, sehat tidak kurang suatu apapun,"ucapku
Kuambil ponsel di kantong celanaku.
**Sampai hotel,temui gue di lounge hotel deket pantai.**
Itulah isi pesan singkat yang dikirim oleh Irwan kepada ku, ku masukkan ponselku ke dalam celana lalu menyetir kembali tak selang lama aku pun kembali tiba di hotel, setelah mengambil bunga yang baru saja kubeli untuk Gigi kucium wangi nya dan berjalan menuju receptionist.
"Ada yang bisa kami bantu Pak," ucap receptionist
"Begini,tolong berikan bunga ini ke kamar 503,, terimakasih," ucapku sambil memberi uang tip.
"Oo iya Pak,, dari Bapak siapa bunganya," tanya receptionist.
"Dia sudah tahu bunga ini dari siapa," jawabku singkat. Aku putuskan untuk tidak memberi tahu Gigi bahwa aku yang mengirimkan bunga mawar itu. Biar seperti itu, belum tentu dia mau menerima jikalau tahu aku yang memberinya. Urusan bunga selesai, bergegaslah aku menuju tempat dimana Irwan memintaku menemuinya tadi, di depan pintu lounge hotel ku sudah melihat keberadaan Irwan dan Zaskia. Setelah mengetahui kedatangan ku Irwan pun melambaikan tangannya kearah ku.
"Baru nyampe loe bro,?"tanya Irwan.
"Menurut loe," jawabku singkat. Hampir aku duduk, aku pun terkejut ternyata tidak hanya ada Irwan dan Zaskia di meja Ini.
"Woy,, ngeliatnya gitu banget, kenapa?kaget?," tegur Kia.
"Iya Fi,bukannya kemarin loe,,,,," ku tutup mulut Irwan dan mataku melotot mengisyaratkan nya untuk diam.
"Eh eh Fi loe apain suami gue, sayang kamu gak papa,"ucap Kia.
"Emang kemarin ada apa," tanya Gigi sambil meminum jusnya.
"Gak, gak ada apa-apa kok Gi," Ucapku gugup
"Loe panggil dia Gigi Fi?? Itu kan panggilan sayangnya Nagita,bukannya kalian baru aja kenalan pas nikahan gue kemaren," ucap Kia penasaran.
"Oo,, Raffi ini temen SMA gue Ki,,"jawab Gigi
"Trus kenapa loe kemarin pergi waktu ketemu Raffi,"
Pertanyaan itu yang juga ingin aku tanyakan pada Gigi untung saja Zaskia bertanya tentang itu, kubuka telingaku lebar-lebar untuk mendengar jawaban apa yang keluar dari mulut Gigi.
"Biar dramatis aja kayak di film-film gitu,, jadi gue lari,, keren gak akting gue hehe," jawab Gigi. Aku pun menjadi lesu,aku kecewa mendengar jawaban Gigi tadi padahal aku sungguh-sungguh ingin mendengar apa alasan sebenarnya eh malah bercanda.
"Dasar loe,ada-ada aja. Eh iya Gi loe sampe kapan di Bali,"tanya Kia
"Belum tahu Ki,, tapi gak buru-buru lagian gue juga gak ada yang nungguin, lagi pada keluar negeri," terang Gigi
"Trus rencana loe yang itu gimana lancar kan semuanya, jadi kan tahun ini,?"tanya Kia. Gigi pun hanya mengangguk-anggukkan kepala karena sibuk dengan sarapan paginya.
"Yah Fi,, gini nih kalau cewek udah pada ngumpul,, semuanya dicuekin," ucap Irwan kesal.
"Biarin aja kenapa kan ada gue, kalo mereka ngobrol ya kita berdua juga ngobrol, "jawab ku sekenanya. Aku masih kesal dengan jawaban Gigi tadi.
"Ogah, males gue ngobrol sama loe, bosen"
"Aduh sayang tambah cakep deh kalau lagi ngambek, ya udah kita pergi yuk, jalan kemana ato ngapain gitu gak enak mesra-mesraan depan mereka,, ntar ngiler lagi," ucap Kia sambil menjulurkan lidahnya.
"Sialan loe," ucap Gigi. Aku pun hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum melihat kelakuan pengantin baru itu. Dan baru ku sadari bahwa hanya tertinggal ada aku dan Gigi sekarang di meja yang sama.
"Gi,,"
"Hemm,"
"Kamu belum jawab pertanyaanku kemarin," ucapku
"Pertanyaan yang mana?"tanyanya sambil meletakkan sendok karena sudah selesai sarapan.
"Gimana kabar kamu,?"
"Oo,, kabar gue baik-baik saja seperti yang loe lihat sekarang, masih punya mata,tangan,kaki,telinga. lengkap."jawab Gigi
"Loe sendiri,??"
"Seperti yang kamu lihat juga, sehat tidak kurang suatu apapun,"ucapku
"Loe dateng
sendiri kesini gak bawa pacar loe, apa udah punya istri,? tanyanya
"Masak
iya aku udah punya istri tapi ikut waktu Kia nglempar bunga kemarin, aku masih
sendiri gak punya pacar apalagi istri ," ucapku
"Bisa juga kan,,kali aja mau nambah lagi hehe," ucap Gigi. Suasana sudah mulai cair Gigi sudah mulai berani mengejek ku semoga ini pertanda bahwa semua akan seperti yang aku inginkan.
"Kita jalan-jalan yuk Gi,,ke pantai ato maen ke sawah. Tadi waktu balik dari bandara di sepanjang jalan menuju hotel aku lihat persawahan penuh padi hijau, kayaknya seru tuh," ajak ku.
"Boleh juga, daripada cuma di kamar tapi gue ganti baju dulu ya," ucapnya
"Sip,"
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Bisa juga kan,,kali aja mau nambah lagi hehe," ucap Gigi. Suasana sudah mulai cair Gigi sudah mulai berani mengejek ku semoga ini pertanda bahwa semua akan seperti yang aku inginkan.
"Kita jalan-jalan yuk Gi,,ke pantai ato maen ke sawah. Tadi waktu balik dari bandara di sepanjang jalan menuju hotel aku lihat persawahan penuh padi hijau, kayaknya seru tuh," ajak ku.
"Boleh juga, daripada cuma di kamar tapi gue ganti baju dulu ya," ucapnya
"Sip,"
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Setelah berganti pakaian, kami pun sudah berada
didalam mobil Jeep milik Om Tommy yang ku pinjam untuk berkeliling. Gigi nampak
senang sekali senyumannya yang manis membuat bola matanya hilang tak terlihat.
"Wuuuuuuuuu,". Teriak Gigi sambil berdiri membiarkan selendang nya terbang ditiup angin. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah ku ambil ponsel, lalu ku abadikan momen ini secara diam-diam dengan ponsel ku karena aku takut kalau Gigi tidak berkenan untuk itu. Dan berhasil, Gigi masih asyik menikmati angin tak sadar kalau aku mengambil gambarnya.
"Hati-hati Gi,,"
"Keren banget ya Fi pemandangannya, udaranya segar bau khas pedesaan. Gue suka bangettttttt." ucap Gigi.
"Iya tapi sebentar lagi bakal ada yang lebih seru kamu pasti suka," ucapku
"Apa Fi,". Gigi kembali duduk dan menatapku tajam.
"Kita bakalan maen lumpur di tengah sawah, mau kan Gi,"
Tiba-tiba ekspresi Gigi berubah.
"Kamu kenapa Gi,, gak suka maen lumpur di sawah?"tanyaku lagi
"Gak akan ada ular kan disana," ucapnya sambil memasang ekspresi takut.
"Hahahahahahaaa,,ya gak ada lah Gi,, tenang saja kan ada aku yang jagain kamu," ucapku menyakinkan.
"Beneran, loe yakin kan biasanya suka ada tuh,"tambah Gigi
"Beneran ngapain aku bohong, gak mungkin aku ngajak kamu ke tempat yang ada ularnya, "
"Ayok deh kalau gitu,"
"Nah gitu dong, semangat Gi,".
"Wuuuuuuuuu,". Teriak Gigi sambil berdiri membiarkan selendang nya terbang ditiup angin. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah ku ambil ponsel, lalu ku abadikan momen ini secara diam-diam dengan ponsel ku karena aku takut kalau Gigi tidak berkenan untuk itu. Dan berhasil, Gigi masih asyik menikmati angin tak sadar kalau aku mengambil gambarnya.
"Hati-hati Gi,,"
"Keren banget ya Fi pemandangannya, udaranya segar bau khas pedesaan. Gue suka bangettttttt." ucap Gigi.
"Iya tapi sebentar lagi bakal ada yang lebih seru kamu pasti suka," ucapku
"Apa Fi,". Gigi kembali duduk dan menatapku tajam.
"Kita bakalan maen lumpur di tengah sawah, mau kan Gi,"
Tiba-tiba ekspresi Gigi berubah.
"Kamu kenapa Gi,, gak suka maen lumpur di sawah?"tanyaku lagi
"Gak akan ada ular kan disana," ucapnya sambil memasang ekspresi takut.
"Hahahahahahaaa,,ya gak ada lah Gi,, tenang saja kan ada aku yang jagain kamu," ucapku menyakinkan.
"Beneran, loe yakin kan biasanya suka ada tuh,"tambah Gigi
"Beneran ngapain aku bohong, gak mungkin aku ngajak kamu ke tempat yang ada ularnya, "
"Ayok deh kalau gitu,"
"Nah gitu dong, semangat Gi,".
Di tengah sawah.
"Ayo Gi turun gak ada ularnya kok,"
"Iya-iya ni gue juga mau turun,"
Kita berdua pun larut dalam suasana persawahan seperti anak kecil yang dilepas orang tuanya bermain bebas di alam terbuka. Menikmati suasana pedesaan hanya berdua. Kami berjalan menyusuri jalan setapak, saling melempar lumpur, di tengah asyik bermain lumpur Gigi melihat sesuatu lalu berteriak-teriak histeris memanggilku.
"Raffiiiiiiiiiii,,Raffiiiiiiiiii,," teriak nya. Bergegas aku hampiri dia,
"Ada apa Gi,,"
"Itu ada cacing," teriak Gigi sambil menyembunyikan wajahnya di pelukanku.
"Kamu jijik ya sama cacing, ya udah yuk maennya ini udah sore juga sebaiknya kita pulang," ucapku sambil mengajaknya naik ke atas.
Tak jauh dari mobilku ada pompa air milik warga yang sepertinya boleh digunakan untuk umum, ku ajak Gigi kesana untuk membersihkan diri. Gigi masih terdiam karena masih terbawa kejadian tadi sehingga dia terkejut saat tanganku menyentuh kakinya berusaha membersihkan dari sisa-sisa lumpur sawah.
"Fi,, gak usah repot-repot,"
"Udah santai saja,, sekarang kamu disini dulu biar aku ambil tisu dan sepatu kamu di mobil yah," ucapku. Aku pun berjalan menuju mobil.
"Siniin kaki kamu biar aku keringin pake tisu, "
"Gak usah, gue bisa sendiri kok, mending loe bersih-bersih sana,". Aku hanya tersenyum karena tersadar aku malah belum membersihkan diri dari tadi. Setelah selesai semua Gigi sudah memakai sepatunya aku pun demikian. Kami berdua sudah bersiap untuk pulang, tapi entah dimana kuletakkan kunci mobilnya.
"Kenapa Fi,,"tanya Gigi
"Kuncinya kok gak ada Gi,aku lupa nyimpen dimana tadi, " jawabku
"Di saku celana ada gak, atau jatuh kebawah mungkin,"
Secara bersamaan aku dan Gigi melihat ke bawah sampai kepala kami pun bertabrakan.
"Aauuuwww," seru kami
"Aduh maaf Gi,, maaf, sakit ya,". Ku pegang kepala Gigi dan mengelus-elusnya
"Gak kok gak papa,"
Sampai ketika mata kami saling beradu wajah kami terlalu dekat jaraknya, ku tatap dalam matanya yang indah. Entah siapa yang memulai, jarak diantara kami semakin dekat hampir tidak ada malah, dengan suasana senja hanya ada kami berdua dan akhirnya bibirku pun bertemu bibirnya. Ku rasakan begitu lembut bibirnya harum nafasnya membuatku semakin gila ku kecup bibirnya dengan lembut,tapi tak ada respon dari Gigi. Lalu aku mulai tersadar dari perasaan ini kujauhkan wajahku darinya mencoba mencari arti dari ekspresi wajah Gigi,, dan plak, sekali lagi tamparan keras mendarat di pipiku.
"Ayo Gi turun gak ada ularnya kok,"
"Iya-iya ni gue juga mau turun,"
Kita berdua pun larut dalam suasana persawahan seperti anak kecil yang dilepas orang tuanya bermain bebas di alam terbuka. Menikmati suasana pedesaan hanya berdua. Kami berjalan menyusuri jalan setapak, saling melempar lumpur, di tengah asyik bermain lumpur Gigi melihat sesuatu lalu berteriak-teriak histeris memanggilku.
"Raffiiiiiiiiiii,,Raffiiiiiiiiii,," teriak nya. Bergegas aku hampiri dia,
"Ada apa Gi,,"
"Itu ada cacing," teriak Gigi sambil menyembunyikan wajahnya di pelukanku.
"Kamu jijik ya sama cacing, ya udah yuk maennya ini udah sore juga sebaiknya kita pulang," ucapku sambil mengajaknya naik ke atas.
Tak jauh dari mobilku ada pompa air milik warga yang sepertinya boleh digunakan untuk umum, ku ajak Gigi kesana untuk membersihkan diri. Gigi masih terdiam karena masih terbawa kejadian tadi sehingga dia terkejut saat tanganku menyentuh kakinya berusaha membersihkan dari sisa-sisa lumpur sawah.
"Fi,, gak usah repot-repot,"
"Udah santai saja,, sekarang kamu disini dulu biar aku ambil tisu dan sepatu kamu di mobil yah," ucapku. Aku pun berjalan menuju mobil.
"Siniin kaki kamu biar aku keringin pake tisu, "
"Gak usah, gue bisa sendiri kok, mending loe bersih-bersih sana,". Aku hanya tersenyum karena tersadar aku malah belum membersihkan diri dari tadi. Setelah selesai semua Gigi sudah memakai sepatunya aku pun demikian. Kami berdua sudah bersiap untuk pulang, tapi entah dimana kuletakkan kunci mobilnya.
"Kenapa Fi,,"tanya Gigi
"Kuncinya kok gak ada Gi,aku lupa nyimpen dimana tadi, " jawabku
"Di saku celana ada gak, atau jatuh kebawah mungkin,"
Secara bersamaan aku dan Gigi melihat ke bawah sampai kepala kami pun bertabrakan.
"Aauuuwww," seru kami
"Aduh maaf Gi,, maaf, sakit ya,". Ku pegang kepala Gigi dan mengelus-elusnya
"Gak kok gak papa,"
Sampai ketika mata kami saling beradu wajah kami terlalu dekat jaraknya, ku tatap dalam matanya yang indah. Entah siapa yang memulai, jarak diantara kami semakin dekat hampir tidak ada malah, dengan suasana senja hanya ada kami berdua dan akhirnya bibirku pun bertemu bibirnya. Ku rasakan begitu lembut bibirnya harum nafasnya membuatku semakin gila ku kecup bibirnya dengan lembut,tapi tak ada respon dari Gigi. Lalu aku mulai tersadar dari perasaan ini kujauhkan wajahku darinya mencoba mencari arti dari ekspresi wajah Gigi,, dan plak, sekali lagi tamparan keras mendarat di pipiku.
Bersambung...
0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 10"
Post a Comment