
Cerbung by : Rini Diah Mardiyati
Tepat di malam nanti Irwan berencana melamar
Zaskia,kata Irwan calon istrinya itu tidak mau diajak pacaran maunya langsung
diresmikan saja. Rencana ini sudah dipersiapkan satu minggu oleh keluarga
Irwan, anggota keluarga sudah lengkap dengan berbaju batik untuk pria dan
kebaya untuk wanita. Rombongan kami bersiap menuju kediaman keluarga Zaskia
dengan membawa barang-barang seserahan lamaran. Irwan tampak gugup, ku dekati
dia berusaha membuatnya tenang.
"Tarik napas bro,bismillah semoga semua lancar sampai hari H," ucapku
"Thanks bro," ucapnya.
Iring-iringan keluarga besar Irwan sudah tiba dirumah Zaskia, pembawa acara memimpin jalannya acara. Dan saatnya Irwan untuk mengutarakan maksud kedatangannya beserta keluarga besar ke rumah Zaskia. Alhamdulillah acara malam ini lancar,lamaran keluarga Irwan diterima dan sudah disepakati bersama dari kedua belah pihak keluarga bahwa acara pernikahan akan dilaksanakan satu bulan dari hari ini.
"Tarik napas bro,bismillah semoga semua lancar sampai hari H," ucapku
"Thanks bro," ucapnya.
Iring-iringan keluarga besar Irwan sudah tiba dirumah Zaskia, pembawa acara memimpin jalannya acara. Dan saatnya Irwan untuk mengutarakan maksud kedatangannya beserta keluarga besar ke rumah Zaskia. Alhamdulillah acara malam ini lancar,lamaran keluarga Irwan diterima dan sudah disepakati bersama dari kedua belah pihak keluarga bahwa acara pernikahan akan dilaksanakan satu bulan dari hari ini.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
1 bulan berlalu
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Irwan telah tiba hari
dimana dia akan berubah status menjadi suami orang. Irwan terlihat gagah
menggunakan jas putih dan peci di kepalanya. Sedangkan Zaskia masih berada di
dalam ruangan karena menurut ajaran agama Islam sebelum ijab qobul dinyatakan
sah, calon pengantin belum boleh bertemu. Tampak semua sudah siap penghulu pun
sudah mulai memimpin ijab qobul. Tangan penghulu menjabat tangan Irwan, dengan
lantang Irwan mengucap satu kali tarikan nafas.
Sahhhhhhh,, begitu kata saksi pernikahan yang menyatakan bahwa Irwan dan Zaskia resmi menjadi sepasang suami istri. Semua tamu undangan berjalan bergantian untuk bersalaman dengan kedua mempelai.
"Selamat ya kalian berdua semoga langgeng sampai Kakek nenek,"ucap salah satu tamu.
"Aaaaaa akhirnya loe dateng katanya gak bisa dateng ke acara gue,bohong kan loe" ucap Zaskia histeris
"Sayang ini kenalin temen kuliahku,, dan loe kenalin ini Irwan suami gue, udah sah nih,"ucapnya bangga.
"Hai gue Nagita temen istri loe, hehe,"
"Nagita ini adalah temen yang waktu itu mau aku ajak ketemuan bareng kita, dia temen aku waktu kuliah di Aussie, "ucap Zaskia
"Oo kebetulan kalau gitu sebentar ya sayang," ucap Irwan sambil berlalu pergi.
"Kebetulan apanya sayang, hei sayang mau kemana," seru Zaskia tapi tak digubris oleh Irwan.
"Suami loe mau kemana Ki,??
"Gak tau tuh, ntar juga balik, eh trus gimana kabar loe kapan balik ke Indonesia Gi,??
"Setelah temen gue yang mau nikah telepon marah-marah ke gue, langsung deh gue pesen tiket pesawat. Gue gak mau kena damprat nenek lampir,"
"Tega loe ya ngatain gue nenek lampir"
"Biarin,, salah sendiri loe tiba-tiba telpon gue ngamuk karena gue gak bisa dateng,"
"Ya udah maafin deh, makasih ya sahabatku yang cantik udah mau dateng ke sini, "
Di tengah perbincanganku bersama tamu undangan lainnya tiba-tiba Irwan menarik tanganku agar mengikutinya entah mau kemana.
"Woy mau kemana sih main tarik-tarik aja,sory bro gue tinggal dulu," ucapku pada teman-teman ku.
"Sssttttt diem pokoknya loe sekarang ikut gue, ada cewek cantik temen bini gue. Kali aja yang ini cocok buat loe," ujarnya. Dari kejauhan aku sudah bisa melihat ada seorang wanita yang sedang berbicara dengan Zaskia di pelaminan pasti wanita itu yang pengen dikenalin sama Irwan. Aku paling malas kalau Irwan sudah berusaha menjodohkanku seperti ini. Dia itu payah kalau jadi mak comblang. Yang dia pernah lakukan sebelumnya membuatku malu, karena ternyata perempuan yang dikenal kan nya padaku adalah pacar orang
"Ni dia laki gue,darimana sih sayang," tanya Zaskia.
"Cari orang ini nih sayang,,heh mana tangan loe," ucapnya sambil menunjuk padaku.
"Oo,, sini kenalin temen gue nih Fi,, jangan mlengos gitu napa,cantik tau," ujar Zaskia.
"Iya loe Fi sok ganteng banget jadi orang,buruan kenalan."
"Iya-iya," ucapku berbalik badan
"Haiii,,, ucap kami bersamaan. Betapa kagetnya aku melihat siapa yang ada didepan ku,seperti itu juga ekspresi wajah wanita yang ada di depanku sekarang ini. Kami berdua bagai patung yang hanya berdiri terpaku tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya saling menatap satu sama lainnya.
"Mereka kenapa sayang,"tanya Irwan
"Gak tau sayang,, woy Gi,,woy Fi,,heloow, kalian berdua kenapa?"tanya Zaskia memecahkan suasana.
Sahhhhhhh,, begitu kata saksi pernikahan yang menyatakan bahwa Irwan dan Zaskia resmi menjadi sepasang suami istri. Semua tamu undangan berjalan bergantian untuk bersalaman dengan kedua mempelai.
"Selamat ya kalian berdua semoga langgeng sampai Kakek nenek,"ucap salah satu tamu.
"Aaaaaa akhirnya loe dateng katanya gak bisa dateng ke acara gue,bohong kan loe" ucap Zaskia histeris
"Sayang ini kenalin temen kuliahku,, dan loe kenalin ini Irwan suami gue, udah sah nih,"ucapnya bangga.
"Hai gue Nagita temen istri loe, hehe,"
"Nagita ini adalah temen yang waktu itu mau aku ajak ketemuan bareng kita, dia temen aku waktu kuliah di Aussie, "ucap Zaskia
"Oo kebetulan kalau gitu sebentar ya sayang," ucap Irwan sambil berlalu pergi.
"Kebetulan apanya sayang, hei sayang mau kemana," seru Zaskia tapi tak digubris oleh Irwan.
"Suami loe mau kemana Ki,??
"Gak tau tuh, ntar juga balik, eh trus gimana kabar loe kapan balik ke Indonesia Gi,??
"Setelah temen gue yang mau nikah telepon marah-marah ke gue, langsung deh gue pesen tiket pesawat. Gue gak mau kena damprat nenek lampir,"
"Tega loe ya ngatain gue nenek lampir"
"Biarin,, salah sendiri loe tiba-tiba telpon gue ngamuk karena gue gak bisa dateng,"
"Ya udah maafin deh, makasih ya sahabatku yang cantik udah mau dateng ke sini, "
Di tengah perbincanganku bersama tamu undangan lainnya tiba-tiba Irwan menarik tanganku agar mengikutinya entah mau kemana.
"Woy mau kemana sih main tarik-tarik aja,sory bro gue tinggal dulu," ucapku pada teman-teman ku.
"Sssttttt diem pokoknya loe sekarang ikut gue, ada cewek cantik temen bini gue. Kali aja yang ini cocok buat loe," ujarnya. Dari kejauhan aku sudah bisa melihat ada seorang wanita yang sedang berbicara dengan Zaskia di pelaminan pasti wanita itu yang pengen dikenalin sama Irwan. Aku paling malas kalau Irwan sudah berusaha menjodohkanku seperti ini. Dia itu payah kalau jadi mak comblang. Yang dia pernah lakukan sebelumnya membuatku malu, karena ternyata perempuan yang dikenal kan nya padaku adalah pacar orang
"Ni dia laki gue,darimana sih sayang," tanya Zaskia.
"Cari orang ini nih sayang,,heh mana tangan loe," ucapnya sambil menunjuk padaku.
"Oo,, sini kenalin temen gue nih Fi,, jangan mlengos gitu napa,cantik tau," ujar Zaskia.
"Iya loe Fi sok ganteng banget jadi orang,buruan kenalan."
"Iya-iya," ucapku berbalik badan
"Haiii,,, ucap kami bersamaan. Betapa kagetnya aku melihat siapa yang ada didepan ku,seperti itu juga ekspresi wajah wanita yang ada di depanku sekarang ini. Kami berdua bagai patung yang hanya berdiri terpaku tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya saling menatap satu sama lainnya.
"Mereka kenapa sayang,"tanya Irwan
"Gak tau sayang,, woy Gi,,woy Fi,,heloow, kalian berdua kenapa?"tanya Zaskia memecahkan suasana.
"Hai Gi,,apa kabar loe," tanyaku gugup keringat
dingin
"Rupanya kalian sudah saling
mengenal, bagus deh kalau gitu,jadi kan gampang, ya kan sayang,"ucap Irwan
senang. Aku tidak memperdulikan perkataan Irwan yang aku perhatikan hanya wajah
wanita yang aku rindukan selama bertahun-tahun ingin rasa hati memeluknya,menghilangkan
kerinduan selama ini. Tapi semuanya buyar tiba-tiba Gigi berlari meninggalkan
acara, meninggalkan ku tanpa menjawab pertanyaan ku tadi.
"Gigi,, Gigi,tunggu Gi,"terus ku berlari sambil memanggil namanya.
"Maaf pak,"ucapku kepada bapak-bapak yang tidak sengaja aku menabrak nya.
Banyaknya tamu undangan membuatnya hilang dari pandanganku, ku berlari sampai di depan pintu masuk gedung. Ku tengok kanan kiri tak tampak keberadaan Gigi, aku tanya petugas keamanan mereka pun tak melihat, kemana perginya dia hilang begitu saja.
"Gigi,, Gigi,tunggu Gi,"terus ku berlari sambil memanggil namanya.
"Maaf pak,"ucapku kepada bapak-bapak yang tidak sengaja aku menabrak nya.
Banyaknya tamu undangan membuatnya hilang dari pandanganku, ku berlari sampai di depan pintu masuk gedung. Ku tengok kanan kiri tak tampak keberadaan Gigi, aku tanya petugas keamanan mereka pun tak melihat, kemana perginya dia hilang begitu saja.
Di suatu sudut ruangan.
"Loe jahat Fi,loe benar-benar jahat," ucap Nagita sambil menangis,tangisannya sampai tak mengeluarkan suara itu pertanda betapa dalamnya kesedihan yang dirasakan.
"Kenapa loe dateng kembali ke dalam kehidupan gue, kenapa Fi kenapa," ucapnya. Airmata nya terus menerus keluar. Dia begitu terkejut melihat Raffi muncul di depan wajah nya, dia menarik nafas panjang agar lebih tenang. Nagita tidak mau jadi pusat perhatian karena matanya terlihat bengkak habis menangis. Setelah merasa tenang Nagita berjalan menuju kamar hotel yang berada di satu bangunan dengan gedung resepsi pernikahan Zaskia dan Irwan. Dia tidak habis pikir akan kejadian yang baru saja menimpanya.
"Loe jahat Fi,loe benar-benar jahat," ucap Nagita sambil menangis,tangisannya sampai tak mengeluarkan suara itu pertanda betapa dalamnya kesedihan yang dirasakan.
"Kenapa loe dateng kembali ke dalam kehidupan gue, kenapa Fi kenapa," ucapnya. Airmata nya terus menerus keluar. Dia begitu terkejut melihat Raffi muncul di depan wajah nya, dia menarik nafas panjang agar lebih tenang. Nagita tidak mau jadi pusat perhatian karena matanya terlihat bengkak habis menangis. Setelah merasa tenang Nagita berjalan menuju kamar hotel yang berada di satu bangunan dengan gedung resepsi pernikahan Zaskia dan Irwan. Dia tidak habis pikir akan kejadian yang baru saja menimpanya.
Di tempat lainpun Raffi tak kalah gelisah.
Ya Tuhan kemana perginya Nagita aku mencemaskan keadaannya sekarang apakah dia baik-baik saja dimana dia berada sekarang. Sebaiknya aku bertanya pada Zaskia yah itu ide yang bagus karena dia pasti tahu tempat dimana Gigi menginap. Kuketuk pintu kamar Irwan terserah kalau dia marah padaku karena mengganggu di malam pertamanya sebagai pengantin.
Tok tok tok...tok tok tok
"Iya sabar, siapa sih ganggu aja malem-malem," ucap Irwan
"Zaskia mana Wan," tanyaku begitu pintu terbuka
"Woy loe ngapain kesini nyariin bini gue lagi," tanyanya
"Sayang siapa yang ketuk pintu,," suara Zaskia berarti dia belum tidur. Zaskia berjalan menghampiri dimana aku dan Irwan berdiri,dia tampak terkejut melihatku bertamu malam-malam.
"Raffi loe ngapain kesini, ada perlu sama Irwan," tanya Zaskia
"Gak,gue ada perlu sama loe,,loe tahu Nagita menginap di hotel mana? Cepetan kasih tahu gue Ki," ucapku
"Buat apaan loe tau dia nginep dimana awas loe jangan macem-macem sama sahabat gue ya," ancam Zaskia
"Cepetan Ki,, gue janji bakal cerita semuanya tapi kasih tahu gue dulu.Ini antara hidup dan mati gue, ini penting banget buat gue" ucapku memohon.
"Okey, okey,, Loe tuh kenapa sih Fi, aneh banget. Loe tunggu disini," ucap Zaskia.
Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan,aku segera kembali ke kamar memikirkan apa yang selanjutnya harus diperbuat. Haruskah aku menghampirinya malam ini juga atau bagaimana, aku takut respon Gigi seperti tadi siang.
Tatapannya penuh dengan kebencian sorot matanya penuh dengan kemarahan saat dia menatap balik mataku. Baru kali pertama aku melihatnya seperti itu tak seperti dulu yang selalu menatapku dengan ramah dan hangat tapi aku juga sadar penyebab itu semua adalah kesalahanku sendiri.
Ya Tuhan kemana perginya Nagita aku mencemaskan keadaannya sekarang apakah dia baik-baik saja dimana dia berada sekarang. Sebaiknya aku bertanya pada Zaskia yah itu ide yang bagus karena dia pasti tahu tempat dimana Gigi menginap. Kuketuk pintu kamar Irwan terserah kalau dia marah padaku karena mengganggu di malam pertamanya sebagai pengantin.
Tok tok tok...tok tok tok
"Iya sabar, siapa sih ganggu aja malem-malem," ucap Irwan
"Zaskia mana Wan," tanyaku begitu pintu terbuka
"Woy loe ngapain kesini nyariin bini gue lagi," tanyanya
"Sayang siapa yang ketuk pintu,," suara Zaskia berarti dia belum tidur. Zaskia berjalan menghampiri dimana aku dan Irwan berdiri,dia tampak terkejut melihatku bertamu malam-malam.
"Raffi loe ngapain kesini, ada perlu sama Irwan," tanya Zaskia
"Gak,gue ada perlu sama loe,,loe tahu Nagita menginap di hotel mana? Cepetan kasih tahu gue Ki," ucapku
"Buat apaan loe tau dia nginep dimana awas loe jangan macem-macem sama sahabat gue ya," ancam Zaskia
"Cepetan Ki,, gue janji bakal cerita semuanya tapi kasih tahu gue dulu.Ini antara hidup dan mati gue, ini penting banget buat gue" ucapku memohon.
"Okey, okey,, Loe tuh kenapa sih Fi, aneh banget. Loe tunggu disini," ucap Zaskia.
Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan,aku segera kembali ke kamar memikirkan apa yang selanjutnya harus diperbuat. Haruskah aku menghampirinya malam ini juga atau bagaimana, aku takut respon Gigi seperti tadi siang.
Tatapannya penuh dengan kebencian sorot matanya penuh dengan kemarahan saat dia menatap balik mataku. Baru kali pertama aku melihatnya seperti itu tak seperti dulu yang selalu menatapku dengan ramah dan hangat tapi aku juga sadar penyebab itu semua adalah kesalahanku sendiri.
Keesokan harinya,
Benar saja,memang Gigi menginap di hotel yang sama dengan kami mungkin agar mudah menghadiri pernikahan Zaskia-Irwan. Kududuk tak jauh dari kamarnya menggunakan masker, agar Gigi tak ngeh dengan keberadaanku disekitarnya, tak lama setelah itu kulihat Gigi keluar dari kamar entah mau kemana dia tapi kalau dilihat dari pakaiannya dia seperti ingin berolahraga. Ku beranikan diri untuk mendekatinya mencoba kembali menanyakan kabarnya.Ya Tuhan bantu hambamu ini.
"Pagi Nagita,,"sapaku pelan
Setelah mengetahui siapa yang menyapanya pagi itu raut wajahnya seketika berubah, seperti enggan untuk sekedar bertatap muka saja, dan cepat-cepat berlalu pergi meninggalkan ku.
"Gi tunggu Gi bisa kita bicara sebentar," ucapku sambil berjalan mengimbangi langkahnya. Gigi pun tak merespon dia hanya diam saja sambil tetap terus berjalan menuju lift.
"Sehinakah itu gue dimata loe Gi,sampai ngeliat ke arah gue aja loe gak mau,?" teriak ku sambil menahan tangannya untuk tidak pergi. Gigi pun menghempaskan tanganku dengan sekuat tenaga kemudian masuk kedalam lift, disela-sela sebelum pintu lift tertutup kulihat Gigi menatapku tajam.
"Aaaaaaaaaaaa,"
"Maafin gue Gi,,, Maafin gue,,apa sebaiknya kususul dia, apa dia merasa terganggu dengan sikapku ini,".
Aku bingung setengah mati, kita berdua di satu tempat yang sama setelah beberapa tahun tak berjumpa tapi keadaan ini tidak mendukung untuk saling melepas rindu. Lebih baik aku memberi waktu untuk Gigi sendiri dulu untuk bisa menerima kenyataan bahwa kita berdua harus menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Tanpa ada kebencian tentunya. Aku berjalan menuju fitness center mengecek apakah Gigi disana, dari kejauhan kulihat Gigi sedang melakukan pemanasan. Lama tidak berjumpa dia menjadi sosok wanita dewasa yang cantik lebih cantik daripada beberapa tahun lalu. Yang tidak berubah hanyalah aku sedari dulu diam-diam mengaguminya yah seperti yang aku perbuat pagi ini. Tiba-tiba Gigi menoleh ke belakang tepat di arah aku berada mungkin dia merasa ada yang mengikutinya dari tadi, untung saja aku tersadar lalu bersembunyi di balik tumpukan beban. Daripada kepergok alangkah baiknya jika aku pergi dari sini. Sudah cukup rasanya melihat Gigi pagi ini, walaupun sebentar tapi sangat menyenangkan dan menenangkan hati.
Benar saja,memang Gigi menginap di hotel yang sama dengan kami mungkin agar mudah menghadiri pernikahan Zaskia-Irwan. Kududuk tak jauh dari kamarnya menggunakan masker, agar Gigi tak ngeh dengan keberadaanku disekitarnya, tak lama setelah itu kulihat Gigi keluar dari kamar entah mau kemana dia tapi kalau dilihat dari pakaiannya dia seperti ingin berolahraga. Ku beranikan diri untuk mendekatinya mencoba kembali menanyakan kabarnya.Ya Tuhan bantu hambamu ini.
"Pagi Nagita,,"sapaku pelan
Setelah mengetahui siapa yang menyapanya pagi itu raut wajahnya seketika berubah, seperti enggan untuk sekedar bertatap muka saja, dan cepat-cepat berlalu pergi meninggalkan ku.
"Gi tunggu Gi bisa kita bicara sebentar," ucapku sambil berjalan mengimbangi langkahnya. Gigi pun tak merespon dia hanya diam saja sambil tetap terus berjalan menuju lift.
"Sehinakah itu gue dimata loe Gi,sampai ngeliat ke arah gue aja loe gak mau,?" teriak ku sambil menahan tangannya untuk tidak pergi. Gigi pun menghempaskan tanganku dengan sekuat tenaga kemudian masuk kedalam lift, disela-sela sebelum pintu lift tertutup kulihat Gigi menatapku tajam.
"Aaaaaaaaaaaa,"
"Maafin gue Gi,,, Maafin gue,,apa sebaiknya kususul dia, apa dia merasa terganggu dengan sikapku ini,".
Aku bingung setengah mati, kita berdua di satu tempat yang sama setelah beberapa tahun tak berjumpa tapi keadaan ini tidak mendukung untuk saling melepas rindu. Lebih baik aku memberi waktu untuk Gigi sendiri dulu untuk bisa menerima kenyataan bahwa kita berdua harus menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Tanpa ada kebencian tentunya. Aku berjalan menuju fitness center mengecek apakah Gigi disana, dari kejauhan kulihat Gigi sedang melakukan pemanasan. Lama tidak berjumpa dia menjadi sosok wanita dewasa yang cantik lebih cantik daripada beberapa tahun lalu. Yang tidak berubah hanyalah aku sedari dulu diam-diam mengaguminya yah seperti yang aku perbuat pagi ini. Tiba-tiba Gigi menoleh ke belakang tepat di arah aku berada mungkin dia merasa ada yang mengikutinya dari tadi, untung saja aku tersadar lalu bersembunyi di balik tumpukan beban. Daripada kepergok alangkah baiknya jika aku pergi dari sini. Sudah cukup rasanya melihat Gigi pagi ini, walaupun sebentar tapi sangat menyenangkan dan menenangkan hati.
Bersambung...
0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 8"
Post a Comment