Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 1


Cerbung by : Rini Diah Mardiyati

Kriing..kriing..

"Halo, iya..oke tempat biasa ya,siap bos." 
" Mah,Raffi pergi dulu mau ketemu temen,mungkin agak telat pulang nya"
" Emang mau ketemu siapa sih nak,sampai- sampai belum ada orang nya udah ada bau parfum nya,ketemu cewek ya?"
" Apaan sih Mah,emang salah kalo Aa wangi? Kan tiap hari jg kyk gini,udah ya Mah Aa pamit dulu,, Assalamualaikum, 
" Walaikumsalam,,hati- hati di jalan,
Sambil berjalan menuju halte bus,kuniatkan sesuatu dalam hatiku,iya sesuatu yang harus aku lakukan hari ini juga sebelum terlambat dan menyesal akhirnya.Tak lama bus jurusan ke tempat tujuanku muncul,setelah dapat tempat duduk dan membayar ongkos aku pun kembali terdiam dalam hati bertanya- tanya apakah semua akan berjalan lancar seperti yang aku harapkan.Semoga.
" Kiri bang,ucapku"
" Akhirnya sampai juga,mana nih orang katanya suruh cepet tapi malah dia belum nongol,ujarku sambil melihat sekitar.
5 menit berlalu 
10 menit berlalu 
" Raffiiiiiiiiiii....
Tiba-tiba ada suara perempuan memanggil namaku,langsung aku berbalik karena aku mengenal sangat baik suara itu.Bukkk,dia langsung memeluk ku.
" Heii Gi,,"
Ini dia orang yang tadi telfon kerumah minta ketemuan,namanya Nagita. Tapi lebih sering dipanggil Gigi oleh keluarganya, entah kenapa.
" Hei,maen peluk- peluk aja,minta maaf kek udah nyuruh datang cepet loe malah dateng telat,mang gue pembokat loe apa??"kataku
"Ahh loe tuh berisik banget,tapi gapapa berisik loe hari ini gue maapin," jawab Gigi sambil melepaskan pelukannya dari tubuhku.
" Kenapa gue maafin karena gue udah terbiasa dengerin omongan loe yang berisik kayak emak- emak komplek,dan sebenarnya ada satu hal lagi..
"Apaan?? "
" ehmmn,,gimana ngomongnya ya Fi, gue bingung," kata Gigi
" Bingung kenapa,biasanya jg cerita nyerocos kagak ada titik koma nya," jawab ku santai 
" Gue udah jadian sama Nandaaaa,,yeeee.Gue bahagia banget dan gue mau elo sebagai orang yang pertama kali tahu tentang ini,"
JLEGEEERRRRRRR
Seperti petir disiang bolong. Ya Allah apakah ini sungguhan, apakah yang baru saja keluar dari mulut perempuan di samping hamba ini benar adanya.Entah bagaimana rupa wajah ku saat ini,semoga syaraf- syaraf yang ada di wajah ku tidak sedang bekerja dengan baik. Ya Allah tolong hamba untuk kali ini saja.
"Raffi,,hei,,Raffi Ahmad loe kok diem aja," ucap Gigi sambil menggerakkan tangannya didepan wajah ku.
"Eh iya Gi,,gak,,gue gak kenapa-kenapa.Selamat ya," ucap ku. 
Entah itu kata yang tepat atau tidak tapi hanya itu yang bisa keluar dari mulut ku saat ini.
" Thanks ya Fi,,loe emang the best,," kata Gigi.
" Iye,loe bilang begitu karena loe ga punya temen selain gue disekolah," candaku.Berusaha membuat semua terasa wajar tentunya.
"Hehehe iya juga ya.Eh loe tadi kan juga mau bilang sesuatu ke gue,,apaan hayoo,, jangan bilang loe mau nembak gue kayak di pelem-pelem,"seloroh Gigi.
"Buset pede banget loe," jawab ku.
"Trus apaan dong,ayo cepetan," tanya Gigi
"Ehhmm...apa ya tadi,,lupa gue,hehehehe,"
"Huuu dasar loe,, belum tua udah pikun hehehehe,,"
Seandainya loe tau Gi apa yang gue mau omongin ke loe hari ini.Ternyata apa yang gue takutin selama ini terjadi juga,memang gue egois memendam perasaan ini sendirian tapi itu juga ada tujuannya. Keinginan untuk tetap selalu ada di samping loe,menjaga loe,nglindungin loe walaupun hanya sebagai teman.Itu tujuan gue Gi. Karena gue sayang sama loe Gi.Kucuri-curi pandangan ke wajah perempuan yang berada disampingku saat ini,aktifitas yang selalu gue lakuin karena itu sangat menenangkan.Her face is a my drugs.
"Kapan si Nanda nembak loe," tanyaku memecah kesunyian.
" Semalem,,dia datang ke rumah membawa coklat dan bunga,yah seperti cowok pada umumnya lah," jawabnya.
"Sejak kapan loe ada rasa sama dia? Kok gue gak tau dan loe gak pernah cerita juga?,"tanyaku lagi 
"Awalnya gue cuma kagum sama Nanda,trus gue perhatiin dia tuh cowok yang beda dari yang lainnya,dia tuh..."
"Eh Gi pulang yuk,, atau kalo ga makan yuk dimana gitu,,gue laper nih."
Memang sengaja gue potong omongannya Gigi,karena gue gak sanggup dengerin orang yang gue suka muji-muji cowok lain,yah walaupun itu hak dia karena toh dia sekarang resmi menjadi sepasang kekasih.
"Yukk,,gue jg laper nih," kata Gigi.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Selesai makan aku mengantar Gigi mencari taksi,karena tidak mungkin Gigi naik bis untuk pulang kerumahnya.Taksi pun tiba kubukakan pintu lalu Gigi pun masuk ke dalam taksi.
"Gue masih ada urusan lain Gi,, thanks,,udah sana pulang ntar pacar loe ngamuk lho,,"candaku
"Apaan sih loe,,ya udah gue balik dulu.hati-hati pulangnya eh jangan lupa belajar besok ada ulangan,"kata Gigi mengingatkan.

"Okey,,siap Bos,,bye,"
Kulangkahkan kakiku menuju arah pulang,kuputuskan untuk berjalan kaki saja ingin merenungkan apa yang baru saja terjadi.Apa yang harus kulakukan esok hari ketika bertemu Gigi dan Nanda disekolah.Apakah ku bisa tertawa senang dengan hati terbuka menerima semuanya melihat Gigi menjadi milik orang lain.
Sesampainya dirumah kulihat motor Papa sudah terparkir rapi di garasi pertanda bahwa beliau sudah pulang.
"Assalamualaikum,Mah,"
"Walaikumsalam eh Aa udah pulang,katanya pulang telat kok g jadi," tanya Mama.
"Iya Mah ternyata urusannya lebih cepat selesai,"jawab ku. Yah walaupun urusan ku sebenarnya belum bisa terlaksana atau bahkan tidak akan pernah bisa terjadi.
"Ma,kok papa udah pulang jam segini,tumben biasanya juga lembur,Nanas juga kemana dari tadi ga keliatan,"tanyaku ingin tahu.
"Nanti juga ketemu pas makan malam,sekarang Aa pergi mandi gih,"perintah mama.
"Okey mamaku sayang,,cup,,,"jawab ku sambil mencium pipi beliau.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Di meja makan hidangan makan malam sudah siap masakan Mama yang selalu jadi favorit semua anggota keluarga tak pernah ada sisa,laris manis disantap.
"Oii adek Aa yg paling gendut kemana aja hari ini," godaku pada Nanas.Sambil mencubit pipinya yang tembem.
"Pa,itu si Aa nyubit pipi Nanas sakit banget nih.Dasar tangan jahil,"keluhnya.
"Raffi jangan gangguin Nanas ntar pipinya yang tembem tambah tembem kalo dicubit terus-menerus,ya kan Nas?
"Ahh papa kok dukung Aa sih,,Mahhhhh,ini Papa sama Aa jahat ngatain pipi Nanas tembem,"rengek Nanas.
"Hahahahahahaaa,". Aku dan papa pun tertawa terbahak-bahak karena melihat tingkah laku adek kecilku itu.Aku dan Nanas terlahir dari keluarga sederhana yang begitu hangat,Munawar Ahmad dan Amy Qanita itulah nama kedua orang tuaku.Papaku bekerja di sebuah perusahaan swasta di kota Jakarta sedangkan Mamaku hanya sebagai ibu rumahtangga yang mengurusi segala sesuatu di rumah.Aku dan Nanas berbeda selisih tiga tahun maka dari itu dia sangat manja terhadap semua anggota keluarga terutama kepada papaku.
"Udah-udah,,Papa sama Aa ini seneng banget gangguin Nanas,,ayo cepat makan sebelumnya berdoa dulu," kata Mama.
"Ayo Fi,,kamu pimpin doa,"kata Papa.Akupun mengangguk.
"Bismillah........... Amin,ayo serbuuu," ucapku semangat.
Selesai makan malam kami semua diajak Papa ke ruang tengah sepertinya ada hal serius yang ingin disampaikan oleh Papa kepada aku dan Nanas.Raut wajah beliau tidak seperti biasanya dan aku mulai merasakan ada sesuatu yang tidak begitu nyaman untuk diketahui.
"Raffi Nanas," kata Papa membuka pembicaraan.
"Tadi di kantor Papa ada sedikit masalah dan perusahaan Papa harus segera mengambil keputusan.Dan keputusan perusahaan menyatakan bahwa Papa harus dimutasi ke kota lain untuk mengurusi urusan kantor cabang perusahaan yang sedang bermasalah,"lanjut Papa.
"Jadi maksud Papa kita bakal pindah? tanya Nanas.
Pertanyaan adek ku itu sama persis dengan apa yang ada di pikiran ku saat ini,masih belum percaya dengan apa yang terjadi,kalau pindah itu berarti aku harus meninggalkan semua hal yang ada disini.
"Kapan Pah,"tanyaku ingin tahu.
"Setelah Papa dan Mama pertimbangkan sebaiknya setelah ujian semester kalian bulan depan saja itu sepertinya waktu yang tepat,"ujar Papa.
"Hah,, cepet banget Pah,"teriak Nanas karena saking terkejutnya dia.
"Jadi,mama juga udah tahu lama tentang hal ini?? tanyaku.
"Iya Aa,itupun juga baru beberapa hari ini.Dan menurut Mama kita harus dukung Papa dimanapun Papa ditugaskan,bukan begitu Aa??ujar Mama.
"Ya sudah,masuk kamar terus belajar ya kalian bentar lagi ujian,Papa hanya ingin menyampaikan itu saja,"perintah Papa. 
"Iya Pah," jawabku dan Nanas bersamaan. Dengan langkah gontai aku menuju ke kamar berpikir kembali kejadian yang aku alami hari ini,apakah ini semua tanda bahwa aku memang harus pergi dari dia. Bagaimana nasib cinta di hatiku ini,Bagaimana bisa aku pergi dari dia?
Bersambung...

Related Posts :

0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 1"

Post a Comment