Cerbung by : Rini Diah
Mardiyati
"Saudara Raffi Ahmad,,"
"Iya pak,"
"Ada yang datang berkunjung,"teriak seorang petugas sambil membuka pintu sel tempat dimana aku menghabiskan waktuku sekarang. Siapa yang datang, pertanyaan itulah yang sekilas melintas di kepalaku. Mungkinkah yang datang itu Gigi dan Mamanya,akan seperti apa perlakuan mereka nanti terhadapku setelah mengetahui aku terlibat di dalam peristiwa kecelakaan yang menyebabkan orang tersayang mereka masuk rumah sakit. Aku tidak sanggup membayangkannya. Tapi memang harus dihadapi. Aku pun keluar dari sel menuju ke ruang berkunjung. Sampai aku di ruang berkunjung. Satu tempat yang digunakan untuk pertemuan antara para tahanan dan keluarganya yang ingin menjenguk, yah sekarang aku menyandang status sebagai tahanan. Dan ternyata yang berkunjung adalah Om John yang membawa serta dua orang wanita bersamanya.
"Mama,,Nanas"
"Aa,,"
"Affi,, maafin Mama ya nak, maafin Mama,"ucapnya sambil berhamburan memelukku, syukurlah Mama sudah tidak marah lagi padaku meskipun keadaannya harus seperti ini. Setidaknya Mama mau berbicara denganku, tak terasa air mataku menetes tak pernah terbayangkan sekecil apapun di benakku, kami akan mengalami ini. Aku sebagai laki-laki satu-satunya bukannya membuat bangga keluarga tapi malah sebaliknya.
"Gak Ma, Affi yang minta maaf, maafin Affi udah bikin Mama nangis, maafin Aa ya Nas,, "
"Aa jangan nangis dong, Nanas jadi sedih juga nih, kita kesini mau support Aa, karena Mama sama aku percaya kalo Aa ga salah, iya kan Om John," ucap Nanas.
"Benar Fi, jangan jadi laki-laki cengeng, hadapi dengan senyuman,"
"Hehehe iya Om, terimakasih banyak ya Om sudah membawa keluarga saya kesini, saya berhutang budi sama Om,"
"Sudah lah, santai saja Fi, setelah kamu dibawa ke sini saya langsung menyuruh anak buah saya untuk menjemput Mama dan adikmu di Bandung, dan mereka sudah tahu cerita yang sebenarnya."
[FLASBACK-RUMAH RAFFI di BANDUNG]
"Nanas kenapa teriak-teriak manggil Aa,,lhoh motor Aa dimana,?? "
"Itu sebabnya Nanas teriak-teriak Ma, Aa Affi tiba-tiba aja nyalain motor trus pergi, padahal ini udah malem Ma, gak tau mau kemana tuh Aa,"
"Ya Tuhan, kok perasaan Mama jadi gak enak gini ya Nas. Apa ada hubungannya dengan masalah tadi ya, semoga tidak ada apa-apa ya Nas,"
"Iya Ma,, semoga,,"
2 hari kemudian,,
Tok, Tok,,
"Assalamualaikum,,permisi. "
"Waalaikumsalam,, cari siapa ya,,"
"Benar ini rumahnya Raffi, Raffi Ahmad nama lengkapnya,"
"Betul,, anda siapa ya,"
"Saya temannya dari Jakarta, boleh saya masuk nanti saya jelaskan kenapa saya datang kesini,"
"Oh iya, silahkan masuk,,Ma, ada tamu nih,,"
"Iyaaa, sebentar,,."
"Pagi Tante,,"
"Pagi, ada apa yaa,?? "
"Begini, saya diutus kesini untuk menjemput Tante dan anak Tante ke Jakarta, ada kaitannya dengan Raffi,"
"Raffi kenapa, Raffi gak papa kan,?? "
"Untuk masalah itu saya kurang tau Tante, lebih baik sekarang mulai berkemas, dan segera berangkat ke Jakarta agar cepat juga mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."
"Ya udah Ma, ayo cepet ambil baju, jangan buang waktu,,"
"Iya Nas,,, Mama mulai khawatir Nas dengan keadaan kakak kamu."
"Yang penting kita ke Jakarta dulu ya Ma, ayo Nanas bantuin berkemas,"
[FLASBACK-OFF]
"Iya Affi, Pak John sudah kasih tau Mama semua ceritanya, lalu apa pihak keluarga Gigi sudah datang kesini,?? "
"Belum Ma, Affi takut membayangkannya Ma, Affi takut Gigi marah sama Affi. Affi takut Ma."
"Affi tenang dulu, berdoa saja semoga Gigi tidak akan bersikap begitu ya, Gigi itu wanita yang baik Affi. Mama yakin kok."
"Iya Ma, semoga memang begitu,".
Ku peluk kembali keluarga kecil ku ini, begitu bahagianya rasa hatiku memiliki mereka yang selalu menerima aku apa adanya, saat senang atau susah mereka yang selalu ada mendampingi tak lupa Om John juga, biarpun tidak ada hubungan darah tapi beliau menyayangiku seperti anaknya sendiri. Beliau benar-benar mengisi figur sosok ayah yang hilang, beliau juga lah yang mengajarkan aku agar jadi lelaki yang kuat menghadapi segala tantangan hidup.
"Om,, ehm apa Om Tommy sudah tahu masalah ini,??" tanyaku
"Tommy sudah tahu tentang ini, tapi dia tidak bisa menemuimu secara langsung, kamu tahu bagaimana sibuknya dia kan,"
"Iya Om, tidak apa-apa, yang penting beliau tahu apa yang sebenarnya terjadi."
"Pasti.. "
Di rumah Nagita,
Kring,, kring,,
"Halo,,Hei apa kabar loe, gak,, gue baik-baik saja,, dimana,, oke, gue kesana sekarang see you soon, bye."
"Pak Bambang,,,"
"Iya Non,, "
"Tolong siapin mobil ya, saya mau pergi,"
"Siap Non,"
15 menit kemudian aku sudah berada di dalam mobil dan duduk di kursi belakang mobilku,
"Mau ke rumah sakit Non,??"
"Bukan Pak,, kita ke kafe di depan taman kota ya Pak, tempat langganan Mama meeting itu."
"Iya Non,saya tahu tempatnya,"
"Ya udah, langsung berangkat aja kalo gitu Pak."
"Baik Non,"
Mobil keluar menuju jalan raya yang mengarah ke suatu tempat yang akan aku kunjungi karena aku sudah ada janji untuk berjumpa dengan seseorang disana. Semoga jalanan tidak macet agar aku dapat segera sampai, jaraknya pun tidak terlalu jauh dari rumahku. Karena aku sudah sangat tidak sabar bertemu dengan orang tersebut. Akhirnya sampailah di kafe yang aku maksud, ketika masuk ke dalam kafe aku disambut oleh pelayan yang akan mengantarkanku ke meja yang sudah dipesan sebelumnya. Rupanya seseorang itu sudah ada disana menungguku.
"Heii Kiaaaa,, "
Uhuk,, uhuk, uhuk,,
"Woy,, loe mau bunuh gue ya,, gue lagi minum enak-enak juga, ntar kalo gue keselek gimana," ucapnya sambil marah-marah.
"Aduh sayang maaf ya, hehehe. Kan niatnya biar surprise. Irwan mana??ga ikut,?? tanyaku seraya menempati tempat dudukku.
"Gak, dia ada urusan penting katanya, gak tau deh urusan apaan, daripada bosen gue telfon loe deh, biar kita bisa hang-out bareng kayak dulu. But wait, loe habis nangis ya Gi,, mata loe sembab banget,"
"Masa sih,,"ucapku, aku mengambil kaca dari dalam tas dan melihatnya, memang benar apa kata Zaskia. Mataku sangat sembab akibat semalaman aku terus menerus menangis.
"Ada apa Gi,, cerita dong mumpung gue disini, udah lama kan gue gak denger kabar loe."
"Bokap gue masuk rumah sakit Ki,, keadaannya parah sampai sekarang ini belum sadar juga, tiga hari lalu bokap gue kecelakaan."
"Ya Tuhan, kok loe gak ngabarin gue sih, gue ikut sedih yaa, loe yang sabar ya sayang semoga bokap loe cepet sembuh, kita doakan biar bokap loe cepet sadar, jangan nangis dong,"ucapnya sambil mendekat dan memelukku.
Tak kuasa aku menahan air mataku, aku bukan menangisi Papa melainkan karena aku tidak bisa bercerita tentang Raffi kepada Zaskia. Sangat berat dirasakan. Sebenarnya aku merasa tertekan menyembunyikannya semua ini sendiri, tapi aku juga tidak tahu harus memulai darimana untuk bercerita dan dengan siapa aku harus bercerita. Di satu sisi aku harus segera memberitahu Mama tentang bukti dari pihak kepolisian tapi disisi lain aku mengenal siapa sosok dibalik kecelakaan Papa.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Maaf, bapak dan ibu dikarenakan ada orang lain lagi yang ingin mengunjungi saudara Raffi maka waktu anda sudah habis."ujar Pak polisi.
"Siapa ya Om,,??"tanyaku pada Om John.
"Om, juga gak tahu Fi, ya sudah Om pamit dulu. Mama sama adikmu sudah Om carikan penginapan jadi kamu tidak usah khawatir."
"Sekali lagi terimakasih banyak Om atas bantuannya,"
"Affi, Mama pamit dulu ya, besok pagi Mama kesini lagi ya sayang,"
"Aa, Nanas juga pamit ya, jangan nangis, cowok kok cengeng hehehe,"
"Iya,, hati-hati dijalan,"ucapku, kupeluk dan kucium mereka, kebiasaan yang tidak pernah ketinggalan.
"Irwan,,, "ucap Om John, membuatku melepaskan pelukanku dari Nanas.
"Kamu rupanya yang ingin menemui Raffi, pasti Papamu yang memberitahu tentang ini kan,"
"Iya Om,, tadi malam Papa menghubungi saya, lalu saya memesan tiket dan langsung terbang kembali ke Indonesia,"
"Ya sudah Om pulang dulu,sana kamu temui Raffi."
"Iya Om, tapi nanti saya ingin berbicara dengan Om."
"Baiklah,"
Selesai berbincang dengan Om John, Irwan langsung menghampiriku. Ku kenalkan dia pada Mama dan Nanas ini kali pertama mereka bertemu, kemudian Mama dan Nanas berpamitan pulang. Dan sekarang hanya ada Irwan yang sedari tadi hanya diam sambil memandangku.
"Woy, loe kenapa, udah deh gak usah drama, gue gapapa kok, seperti yang loe lihat kan,"ucapku.
"Loe gak bisa bohong ke gue Fi, gue udah tau ceritanya tapi gue rasa ada yang loe sembunyiin dari gue,"
"Fiuhh, emang ada yang gue takutin Wan,,,". Aku mulai menceritakan hubunganku dengan Gigi, janji yang pernah aku ucapkan padanya hingga ketakutanku akan akibat dari perbuatanku ini. Keresahan yang aku rasakan karena semenjak pertemuan terakhir malam itu Gigi tidak pernah menghubungiku lagi, aku tidak ingin berpikir yang aneh-aneh tapi perasaanku mengatakan bahwa sesuatu sedang terjadi pada Gigi. Aku merasa Gigi mulai sedikit demi sedikit menjauh dari sisi ku. Lalu tiba-tiba disela obrolanku dengan Irwan, aku teringat pada Zaskia. Mungkin dia bisa cari tahu tentang kabar Gigi sekarang. Aku meminta Irwan untuk membantuku mencari informasi dari Zaskia tapi aku meminta dia untuk menyembunyikan statusku sekarang ini. Aku tidak mau semuanya menjadi tambah runyam. Aku dan Irwan mengobrol panjang lebar mengenai masalah ini. Tak terasa hari sudah siang jam besuk juga sudah hampir habis Irwan pun pamit pulang.
"Bro, gue balik dulu. Loe yang sabar ya. Gue pasti bantuin loe keluar dari masalah ini. Loe bisa pegang omongan gue."
"Iya, gue percaya bro. Thanks, udah mau balik ke Indonesia demi gue. Loe ati-ati pulangnya."
"Sip,, "
Tersisa aku disini. Kembali sendiri di dalam sel, tapi dengan kedatangan mereka semua yang aku sayangi tadi membuatku jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Kedatangan mereka menimbulkan semangat baru untuk mengatasi rasa takut atas masalah ini.
Keesokan harinya di Rumah Sakit,
"Selamat pagi, "
"Selamat pagi, ehm ada apa yaa,"
"Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, saya Johnson, Apakah benar anda ibu Rieta?? Pihak keluarga korban kecelakaan hari sabtu malam kemarin??ada yang ingin menemui anda."
"Iya, benar saya Rieta, Mari kita cari tempat yang nyaman mungkin disebelah sana saja ya."
"Mari silahkan duduk, ada perlu apa ya sama saya, sepertinya saya tidak mengenal anda sebelumnya."
"Memang benar Ibu Rieta, kita belum pernah bertemu sebelumnya tapi begini, disebelah saya ini Ibu Amy orang tua dari Raffi, mungkin anda belum mengenal siapa Raffi, Raffi adalah orang yang terlibat di dalam kecelakaan malam itu."
"Ibu Rieta, saya ibu dari Raffi dan saya datang kesini ingin sekali meminta maaf atas kesalahan anak saya. Saya benar-benar menyesal dengan keadaan ini, saya juga turut bersedih dengan keadaan Bapak Gideon."
"Raffi,,?? Sepertinya saya mengenalnya. Apakah Raffi yang kalian maksud adalah anak laki-laki putih,tinggi, berhidung mancung,??"
"Yang ini yang namanya Raffi,"ucap Om John sambil memperlihatkan foto yang ada didalam ponselnya.
"Iya, ini Raffi yang saya kenal, memang apa salahnya, bukannya dia yang membawa korban kerumah sakit malam itu."
Om John menceritakan tentang urutan kejadian kecelakaan sesuai yang dia tahu, sampai ketika pasien sudah berada di rumah sakit. Dan apa yang terjadi dengan pembawa korban kecelakaan yang dituduh sebagai pelaku sekarang.
"Iya pak,"
"Ada yang datang berkunjung,"teriak seorang petugas sambil membuka pintu sel tempat dimana aku menghabiskan waktuku sekarang. Siapa yang datang, pertanyaan itulah yang sekilas melintas di kepalaku. Mungkinkah yang datang itu Gigi dan Mamanya,akan seperti apa perlakuan mereka nanti terhadapku setelah mengetahui aku terlibat di dalam peristiwa kecelakaan yang menyebabkan orang tersayang mereka masuk rumah sakit. Aku tidak sanggup membayangkannya. Tapi memang harus dihadapi. Aku pun keluar dari sel menuju ke ruang berkunjung. Sampai aku di ruang berkunjung. Satu tempat yang digunakan untuk pertemuan antara para tahanan dan keluarganya yang ingin menjenguk, yah sekarang aku menyandang status sebagai tahanan. Dan ternyata yang berkunjung adalah Om John yang membawa serta dua orang wanita bersamanya.
"Mama,,Nanas"
"Aa,,"
"Affi,, maafin Mama ya nak, maafin Mama,"ucapnya sambil berhamburan memelukku, syukurlah Mama sudah tidak marah lagi padaku meskipun keadaannya harus seperti ini. Setidaknya Mama mau berbicara denganku, tak terasa air mataku menetes tak pernah terbayangkan sekecil apapun di benakku, kami akan mengalami ini. Aku sebagai laki-laki satu-satunya bukannya membuat bangga keluarga tapi malah sebaliknya.
"Gak Ma, Affi yang minta maaf, maafin Affi udah bikin Mama nangis, maafin Aa ya Nas,, "
"Aa jangan nangis dong, Nanas jadi sedih juga nih, kita kesini mau support Aa, karena Mama sama aku percaya kalo Aa ga salah, iya kan Om John," ucap Nanas.
"Benar Fi, jangan jadi laki-laki cengeng, hadapi dengan senyuman,"
"Hehehe iya Om, terimakasih banyak ya Om sudah membawa keluarga saya kesini, saya berhutang budi sama Om,"
"Sudah lah, santai saja Fi, setelah kamu dibawa ke sini saya langsung menyuruh anak buah saya untuk menjemput Mama dan adikmu di Bandung, dan mereka sudah tahu cerita yang sebenarnya."
[FLASBACK-RUMAH RAFFI di BANDUNG]
"Nanas kenapa teriak-teriak manggil Aa,,lhoh motor Aa dimana,?? "
"Itu sebabnya Nanas teriak-teriak Ma, Aa Affi tiba-tiba aja nyalain motor trus pergi, padahal ini udah malem Ma, gak tau mau kemana tuh Aa,"
"Ya Tuhan, kok perasaan Mama jadi gak enak gini ya Nas. Apa ada hubungannya dengan masalah tadi ya, semoga tidak ada apa-apa ya Nas,"
"Iya Ma,, semoga,,"
2 hari kemudian,,
Tok, Tok,,
"Assalamualaikum,,permisi. "
"Waalaikumsalam,, cari siapa ya,,"
"Benar ini rumahnya Raffi, Raffi Ahmad nama lengkapnya,"
"Betul,, anda siapa ya,"
"Saya temannya dari Jakarta, boleh saya masuk nanti saya jelaskan kenapa saya datang kesini,"
"Oh iya, silahkan masuk,,Ma, ada tamu nih,,"
"Iyaaa, sebentar,,."
"Pagi Tante,,"
"Pagi, ada apa yaa,?? "
"Begini, saya diutus kesini untuk menjemput Tante dan anak Tante ke Jakarta, ada kaitannya dengan Raffi,"
"Raffi kenapa, Raffi gak papa kan,?? "
"Untuk masalah itu saya kurang tau Tante, lebih baik sekarang mulai berkemas, dan segera berangkat ke Jakarta agar cepat juga mengetahui apa yang sebenarnya terjadi."
"Ya udah Ma, ayo cepet ambil baju, jangan buang waktu,,"
"Iya Nas,,, Mama mulai khawatir Nas dengan keadaan kakak kamu."
"Yang penting kita ke Jakarta dulu ya Ma, ayo Nanas bantuin berkemas,"
[FLASBACK-OFF]
"Iya Affi, Pak John sudah kasih tau Mama semua ceritanya, lalu apa pihak keluarga Gigi sudah datang kesini,?? "
"Belum Ma, Affi takut membayangkannya Ma, Affi takut Gigi marah sama Affi. Affi takut Ma."
"Affi tenang dulu, berdoa saja semoga Gigi tidak akan bersikap begitu ya, Gigi itu wanita yang baik Affi. Mama yakin kok."
"Iya Ma, semoga memang begitu,".
Ku peluk kembali keluarga kecil ku ini, begitu bahagianya rasa hatiku memiliki mereka yang selalu menerima aku apa adanya, saat senang atau susah mereka yang selalu ada mendampingi tak lupa Om John juga, biarpun tidak ada hubungan darah tapi beliau menyayangiku seperti anaknya sendiri. Beliau benar-benar mengisi figur sosok ayah yang hilang, beliau juga lah yang mengajarkan aku agar jadi lelaki yang kuat menghadapi segala tantangan hidup.
"Om,, ehm apa Om Tommy sudah tahu masalah ini,??" tanyaku
"Tommy sudah tahu tentang ini, tapi dia tidak bisa menemuimu secara langsung, kamu tahu bagaimana sibuknya dia kan,"
"Iya Om, tidak apa-apa, yang penting beliau tahu apa yang sebenarnya terjadi."
"Pasti.. "
Di rumah Nagita,
Kring,, kring,,
"Halo,,Hei apa kabar loe, gak,, gue baik-baik saja,, dimana,, oke, gue kesana sekarang see you soon, bye."
"Pak Bambang,,,"
"Iya Non,, "
"Tolong siapin mobil ya, saya mau pergi,"
"Siap Non,"
15 menit kemudian aku sudah berada di dalam mobil dan duduk di kursi belakang mobilku,
"Mau ke rumah sakit Non,??"
"Bukan Pak,, kita ke kafe di depan taman kota ya Pak, tempat langganan Mama meeting itu."
"Iya Non,saya tahu tempatnya,"
"Ya udah, langsung berangkat aja kalo gitu Pak."
"Baik Non,"
Mobil keluar menuju jalan raya yang mengarah ke suatu tempat yang akan aku kunjungi karena aku sudah ada janji untuk berjumpa dengan seseorang disana. Semoga jalanan tidak macet agar aku dapat segera sampai, jaraknya pun tidak terlalu jauh dari rumahku. Karena aku sudah sangat tidak sabar bertemu dengan orang tersebut. Akhirnya sampailah di kafe yang aku maksud, ketika masuk ke dalam kafe aku disambut oleh pelayan yang akan mengantarkanku ke meja yang sudah dipesan sebelumnya. Rupanya seseorang itu sudah ada disana menungguku.
"Heii Kiaaaa,, "
Uhuk,, uhuk, uhuk,,
"Woy,, loe mau bunuh gue ya,, gue lagi minum enak-enak juga, ntar kalo gue keselek gimana," ucapnya sambil marah-marah.
"Aduh sayang maaf ya, hehehe. Kan niatnya biar surprise. Irwan mana??ga ikut,?? tanyaku seraya menempati tempat dudukku.
"Gak, dia ada urusan penting katanya, gak tau deh urusan apaan, daripada bosen gue telfon loe deh, biar kita bisa hang-out bareng kayak dulu. But wait, loe habis nangis ya Gi,, mata loe sembab banget,"
"Masa sih,,"ucapku, aku mengambil kaca dari dalam tas dan melihatnya, memang benar apa kata Zaskia. Mataku sangat sembab akibat semalaman aku terus menerus menangis.
"Ada apa Gi,, cerita dong mumpung gue disini, udah lama kan gue gak denger kabar loe."
"Bokap gue masuk rumah sakit Ki,, keadaannya parah sampai sekarang ini belum sadar juga, tiga hari lalu bokap gue kecelakaan."
"Ya Tuhan, kok loe gak ngabarin gue sih, gue ikut sedih yaa, loe yang sabar ya sayang semoga bokap loe cepet sembuh, kita doakan biar bokap loe cepet sadar, jangan nangis dong,"ucapnya sambil mendekat dan memelukku.
Tak kuasa aku menahan air mataku, aku bukan menangisi Papa melainkan karena aku tidak bisa bercerita tentang Raffi kepada Zaskia. Sangat berat dirasakan. Sebenarnya aku merasa tertekan menyembunyikannya semua ini sendiri, tapi aku juga tidak tahu harus memulai darimana untuk bercerita dan dengan siapa aku harus bercerita. Di satu sisi aku harus segera memberitahu Mama tentang bukti dari pihak kepolisian tapi disisi lain aku mengenal siapa sosok dibalik kecelakaan Papa.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Maaf, bapak dan ibu dikarenakan ada orang lain lagi yang ingin mengunjungi saudara Raffi maka waktu anda sudah habis."ujar Pak polisi.
"Siapa ya Om,,??"tanyaku pada Om John.
"Om, juga gak tahu Fi, ya sudah Om pamit dulu. Mama sama adikmu sudah Om carikan penginapan jadi kamu tidak usah khawatir."
"Sekali lagi terimakasih banyak Om atas bantuannya,"
"Affi, Mama pamit dulu ya, besok pagi Mama kesini lagi ya sayang,"
"Aa, Nanas juga pamit ya, jangan nangis, cowok kok cengeng hehehe,"
"Iya,, hati-hati dijalan,"ucapku, kupeluk dan kucium mereka, kebiasaan yang tidak pernah ketinggalan.
"Irwan,,, "ucap Om John, membuatku melepaskan pelukanku dari Nanas.
"Kamu rupanya yang ingin menemui Raffi, pasti Papamu yang memberitahu tentang ini kan,"
"Iya Om,, tadi malam Papa menghubungi saya, lalu saya memesan tiket dan langsung terbang kembali ke Indonesia,"
"Ya sudah Om pulang dulu,sana kamu temui Raffi."
"Iya Om, tapi nanti saya ingin berbicara dengan Om."
"Baiklah,"
Selesai berbincang dengan Om John, Irwan langsung menghampiriku. Ku kenalkan dia pada Mama dan Nanas ini kali pertama mereka bertemu, kemudian Mama dan Nanas berpamitan pulang. Dan sekarang hanya ada Irwan yang sedari tadi hanya diam sambil memandangku.
"Woy, loe kenapa, udah deh gak usah drama, gue gapapa kok, seperti yang loe lihat kan,"ucapku.
"Loe gak bisa bohong ke gue Fi, gue udah tau ceritanya tapi gue rasa ada yang loe sembunyiin dari gue,"
"Fiuhh, emang ada yang gue takutin Wan,,,". Aku mulai menceritakan hubunganku dengan Gigi, janji yang pernah aku ucapkan padanya hingga ketakutanku akan akibat dari perbuatanku ini. Keresahan yang aku rasakan karena semenjak pertemuan terakhir malam itu Gigi tidak pernah menghubungiku lagi, aku tidak ingin berpikir yang aneh-aneh tapi perasaanku mengatakan bahwa sesuatu sedang terjadi pada Gigi. Aku merasa Gigi mulai sedikit demi sedikit menjauh dari sisi ku. Lalu tiba-tiba disela obrolanku dengan Irwan, aku teringat pada Zaskia. Mungkin dia bisa cari tahu tentang kabar Gigi sekarang. Aku meminta Irwan untuk membantuku mencari informasi dari Zaskia tapi aku meminta dia untuk menyembunyikan statusku sekarang ini. Aku tidak mau semuanya menjadi tambah runyam. Aku dan Irwan mengobrol panjang lebar mengenai masalah ini. Tak terasa hari sudah siang jam besuk juga sudah hampir habis Irwan pun pamit pulang.
"Bro, gue balik dulu. Loe yang sabar ya. Gue pasti bantuin loe keluar dari masalah ini. Loe bisa pegang omongan gue."
"Iya, gue percaya bro. Thanks, udah mau balik ke Indonesia demi gue. Loe ati-ati pulangnya."
"Sip,, "
Tersisa aku disini. Kembali sendiri di dalam sel, tapi dengan kedatangan mereka semua yang aku sayangi tadi membuatku jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Kedatangan mereka menimbulkan semangat baru untuk mengatasi rasa takut atas masalah ini.
Keesokan harinya di Rumah Sakit,
"Selamat pagi, "
"Selamat pagi, ehm ada apa yaa,"
"Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri, saya Johnson, Apakah benar anda ibu Rieta?? Pihak keluarga korban kecelakaan hari sabtu malam kemarin??ada yang ingin menemui anda."
"Iya, benar saya Rieta, Mari kita cari tempat yang nyaman mungkin disebelah sana saja ya."
"Mari silahkan duduk, ada perlu apa ya sama saya, sepertinya saya tidak mengenal anda sebelumnya."
"Memang benar Ibu Rieta, kita belum pernah bertemu sebelumnya tapi begini, disebelah saya ini Ibu Amy orang tua dari Raffi, mungkin anda belum mengenal siapa Raffi, Raffi adalah orang yang terlibat di dalam kecelakaan malam itu."
"Ibu Rieta, saya ibu dari Raffi dan saya datang kesini ingin sekali meminta maaf atas kesalahan anak saya. Saya benar-benar menyesal dengan keadaan ini, saya juga turut bersedih dengan keadaan Bapak Gideon."
"Raffi,,?? Sepertinya saya mengenalnya. Apakah Raffi yang kalian maksud adalah anak laki-laki putih,tinggi, berhidung mancung,??"
"Yang ini yang namanya Raffi,"ucap Om John sambil memperlihatkan foto yang ada didalam ponselnya.
"Iya, ini Raffi yang saya kenal, memang apa salahnya, bukannya dia yang membawa korban kerumah sakit malam itu."
Om John menceritakan tentang urutan kejadian kecelakaan sesuai yang dia tahu, sampai ketika pasien sudah berada di rumah sakit. Dan apa yang terjadi dengan pembawa korban kecelakaan yang dituduh sebagai pelaku sekarang.
"Begitu ceritanya Ibu Rieta, dan kami sekarang ini sedang
mencari bukti bahwa Raffi bukan pelakunya, saya berani bertanggungjawab atas
apa yang saya ucapkan tadi. "
"Dan satu lagi yang perlu anda ketahui, tentang hubungan
Raffi dan anak anda, Nagita,"
"Gigi maksudnya, memang ada apa dengan mereka,"
"Pak John, kalo yang ini biar saya saja yang menjelaskan kepada ibu Rieta. Begini Ibu Rieta, Raffi dan Gigi, mereka berdua menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang saya juga mengetahuinya setelah kejadian ini. Nak Gigi tidak begitu suka dengan hobi Raffi yang suka naik motor seperti ini apalagi sekarang setelah Papanya jadi korban."
Mamanya Gigi hanya diam menyimak semua cerita dan penjelasan yang disampaikan dengan seksama.
"Begitu rupanya, tapi maaf sebelumnya, karena memang saya sama sekali tidak tahu-menahu tentang hubungan mereka dan tentang Gigi yang tidak menyukai hobi Raffi. Tapi yang saya lihat Raffi itu anak baik, dan saya percaya kalo Raffi bukan pelakunya,"
"Terimakasih Ibu Rieta, atas pengertiannya, saya sangat lega mendengarnya,"
"Sama-sama Ibu Amy, maaf juga kalo anak saya keras kepala, maklum dia anak tunggal jadi agak susah dimengerti,"
"Ah tidak seperti itu, Gigi anak yang baik kok, saya sangat menyukai kepribadian nak Gigi. Dia cantik, sopan dan baik hati."
"Syukurlah kalo Ibu Amy menganggap anak saya seperti itu,,"
Di tempat lain,
Irwan dan Zaskia sedang berbincang di restoran.
"Yank, kemarin aku ketemu Gigi, kamu masih inget kan. Kasihan dia, papanya masuk rumah sakit katanya sih korban tabrak lari balap liar. Dasar anak muda jaman sekarang, balapan di jalan raya gak ngikutin rambu-rambu lalu lintas trus nabrak orang habis itu lari gak tanggung jawab. Semoga cepet ketangkep deh pelakunya terus,,, "
"Terus apaan,,, dipenjara??atau dihukum??"
"Kamu kenapa sih, sewot gitu jawabnya,"
"Kamu tahu siapa yang balapan malam itu,yang balapan itu Raffi dan sekarang ini dia lagi ditahan di kantor polisi, tapi asal kamu tau dia gak salah bukan dia yang nabrak Papanya Gigi,"
"Benar kata kak Irwan, bukan Aa Raffi yang nabrak. Halo kak aku Syahnas adiknya Raffi." Ada suara mengejutkan terdengar beserta uluran tangan.
"Hai, aku Zaskia,"ucapnya bingung sambil menyambut uluran tangan tersebut.
"Silahkan duduk Nas." ucap Irwan
"Hari ini aku mau minta bantuan kamu yank,please ketemu sama Gigi jelasin semuanya kalo Raffi gak salah, dan ajak Syahnas juga."ucapnya lagi
"Coba deh yank, ceritain dulu semuanya biar aku paham, biar aku ngerti cerita detailnya, aku bingung banget ini yank, ini ada apa sih sebenarnya."ucap Zaskia.
Irwan pun bercerita, dan Zaskia hanya manggut-manggut tanda mengerti, Irwan juga memberitahukan rencana yang dia buat agar Gigi bisa menerima penjelasan yang akan disampaikan nanti.
"Kamu ngerti kan Yank aku percaya kamu bisa, kamu udah lama kenal, kalian kan temen deket juga, lebih tau Gigi gimana, kamu tahu celahnya dia gimana."
"Okey yank, aku akan coba jelasin ke Gigi, tapi bantuin kakak juga ya Nas, karena Gigi kadang suka susah kalo udah marah."
"Pasti kak,, yuk langsung aja keburu siang."
"Ya udah sana, hati-hati ya Yank. Aku mau ketemuan sama Om John habis itu ke kantor polisi."
"Iya, kamu juga hati-hati. Titip salam buat Raffi ya yank. Aku pergi dulu, Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam,,"
Di dalam mobil Zaskia,
"Kak,,."
"Iya Nas, kenapa,??"ucap Zaskia sambil terus berkonsentrasi menyetir.
Zaskia dan Nanas sedang dalam perjalanan menuju rumah Gigi untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Irwan. Semua orang sudah berbagi tugas untuk menyelesaikan permasalahan ini, Om John dan Mama mendapat bagian untuk menemui Mamanya Gigi di rumah sakit menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya terjadi, serta sekedar memberikan semangat untuknya. Sementara di tempat lain Irwan sibuk dengan bagiannya.
"Ehm Nanas mau tanya, Kak Gigi itu orangnya kaya gimana sih, Nanas takut nih jadinya, deg-degan banget."
"Hehehe,, pake deg-degan segala sih Nas, Gigi tuh orangnya baik banget, ramah, asik kok anaknya. Ya mungkin nanti kalo kita ngomongin soal masalah kakak loe agak sedikit berbeda, kita coba mengerti ya Nas keadaannya. Mungkin dia agak sensitif denger tentang kakak loe nanti."
"Iya Kak,Nanas ngerti kok,,semalam Mama udah cerita juga kok soal kak Gigi ke Nanas."
"Jujur ya, kakak kaget banget denger kabar kalo mereka itu punya hubungan apalagi udah kenal sama Mama kamu juga, terakhir ketemu waktu di Bali mereka berdua normal-normal aja, emang sih kalo dari Raffi sempet punya gelagat aneh-aneh, tapi beneran gak nyangka sampai bisa jadian."
"Iya Kak, Nanas juga kaget ternyata Aa bisa jatuh cinta sama cewek, Aa tuh orangnya cuek sama cewek. Makanya Nanas penasaran sama Kak Gigi, seperti apa calon ipar Nanas itu."
"Ceilah, calon ipar katanya hehehe, Amin Amin ya Nas. Pokoknya gak bakal nyesel deh punya ipar Gigi."
"Iya, amin,, hehehehe, "
Mobil Zaskia sudah sampai di depan gerbang rumah Gigi, bik Surtilah yang membukakan pintu gerbangnya, setelah mengutarakan maksud kedatangannya ingin bertemu dengan Gigi kemudian bik Surti mempersilahkan Zaskia dan Nanas untuk duduk dulu sembari menunggu Gigi turun.
"Hai, Ki,, kok kesini gak ngabarin dulu, biasanya juga telepon dulu, ada apaan,"ucapnya
"Heii, cium dulu kali, muach, muach,," ucap Zaskia sambil bercipika-cipiki dengan Gigi, kemudian Gigi tersadar ada orang lain selain mereka berdua di ruangan ini.
"Dan ini,, siapa Ki,,??"ucap Gigi sambil memandang wajah wanita muda di depannya yang tampak tak asing baginya.
"Oo, kenalin ini Syahnas,, "
"Nagita,," ucapnya dengan mengangkat tangan untuk berkenalan.
"Kenapa kak, kok bengong?? "tanya Nanas.
"Oh gak kok, cuma,,nama dan wajah kamu tuh ga asing, eh iya sampe lupa ayo duduk, mau minum apa, bik,, bik Surti, bik,, eh Ki,, gue tinggal bentar bikin minum dulu ya,," ucap Gigi yang mulai beranjak dari tempatnya.
"Kak Gigi,,,, pasti nama dan wajah aku gak asing buat kak Gigi karena aku adalah Nanas, adiknya Raffi."
Sontak saja Gigi berbalik badan dan melihat ke arah Nanas begitu pula Zaskia, Zaskia tidak menyangka kalau Nanas akan secepat itu mengenalkan dirinya, padahal Zaskia sudah punya rencana agar semua berjalan dengan lancar. Zaskia merasa bingung sendiri dengan kelakuan Nanas. Sementara Gigi hanya berdiri diam mematung seakan-akan ingin menangis, karena akhir-akhir ini setiap dia mendengar nama Raffi, hatinya sakit entah mengapa seperti dihujam pisau tajam.
"Nas,," tegur Zaskia pada Nanas.
"Maaf kak Kia tapi biar Nanas yang bicara dengan kak Gigi," ucap Nanas, lalu dia berjalan mendekati Gigi menarik tangannya agar duduk bersama-sama dengannya.
"Kak Gigi, Nanas kesini bukan atas perintah Aa Raffi. Nanas kesini untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi biar tidak ada salah paham. Sebelumnya Nanas ikut sedih dengan keadaan Papanya kak Gigi tapi..."
"Stop,, "ucap Gigi menghentikan omongan Nanas.
"Gi, loe dengerin dulu apa yang mau disampein Nanas dong biar semuanya jelas, gue tau loe kesiksa juga kan mendem perasaan ini sendirian, pantes waktu ketemu gue mata loe sembab."ucap Zaskia.
Gigi pun mulai sedikit lebih tenang, air matanya sudah tidak lagi mengalir keluar, memang yang dikatakan Zaskia itu yang dia rasakan sekarang. Zaskia yang mengetahui kalau Gigi sudah bisa diajak bicara, maka dari itu Zaskia memberi isyarat pada Nanas untuk memulai pembicaraannya lagi.
"Bukan Aa Raffi yang menabrak Papanya kak Gigi, memang waktu itu dia balapan bersama temannya, nah yang menabrak beliau ya temannya itu tapi temannya Aa Raffi itu malah langsung melarikan diri."jelas Nanas.
"Dan Raffi sendiri lah yang nganterin bokap loe ke rumah sakit Gi." tambah Zaskia.
Kata-kata Zaskia membuat Gigi terhenyak, itu bagian yang belum pernah dia ketahui dari peristiwa kecelakaan yang menimpa ayahnya.
Kring,, Kring,,
Gigi meninggalkan Zaskia dan Nanas untuk menerima telepon.
"Halo, iya Ma,, Alhamdulillah, iyaa Ma, Gigi kesana sekarang, dah,,"
"Kenapa Gi,,"
"Bokap gue udah sadar Ki, gue harus ke rumah sakit sekarang."
"Ya udah yuk, gue anterin sekalian jenguk bokap loe."
"Okey, bentar gue ganti baju dulu ya, gak lama kok Ki," ucap Gigi bersemangat.
"Nanas boleh ikut kan kak Gigi,?? "
"Boleh Nas," ucapnya pelan.
Tak lama berselang mereka semua sampai di rumah sakit,dan Gigi langsung bergerak menuju kamar tempat dimana Papanya dirawat.
"Ma, gimana Papa,,??"
"Papamu lagi istirahat tadi habis minum obat, kamu sama siapa kesini,??"
"Sama Zaskia dan.. Syahnas."
"Syahnas?? Baru tau kalo kamu punya temen namanya Syahnas,, ya udah yuk temenin dulu tamunya."
Saat keluar kamar, Gigi dan Mamanya dikejutkan dengan kedatangan banyak tamu. Terlebih lagi Gigi, dia kaget melihat satu orang yang sedari tadi menatapnya.
"Tante,, "
"Nak Gigi,, apa kabar, udah kenal kan sama Nanas tadi, ehm kamu juga sudah tahu cerita sebenarnya kan??"
"Udah Tante,,"
"Gi,, Mama juga sudah tahu ceritanya dari Ibu Amy, kamu gak boleh nuduh orang sembarangan kalo belum punya buktinya. Raffi belum tentu bersalah."
"Oh iya, Ibu Rieta kenalkan ini anak bungsu saya, Syahnaz."
"Oo, cantik banget sih,, lho Zaskia mana Gi, tadi katanya kesini,"
"Baru aja turun ke lobby Tante,,"kata Nanas.
"Ma, bukannya Gigi nuduh orang sembarangan tapi ada buktinya, Gigi udah ke kantor polisi dan polisi udah ngasih liat semuanya, barang-barang itu milik Raffi,," ucap Gigi membuka suara.
"Maksud kamu apa Gi,??"
"Maaf Ma, Gigi belum sempet nyampein ini ke Mama tapi itu kenyataannya, semua barang-barang yang tertinggal di tkp itu milik Raffi, helm dan ponsel itu milik Raffi Ma."ucap Gigi. Suasana menjadi sedikit agak tegang setelah mendengar penjelasan dari Gigi. Semua orang yang berada disitu hanya mampu diam seribu bahasa.
"Memang benar itu kenyataannya Gi, tapi kamu perlu lihat ini,". Tiba-tiba terdengar suara. Om John, Irwan, Zaskia dan dua orang berseragam polisi sudah berada tepat di belakang Gigi.
"Om John,, apa maksudnya Om, sejak kapan Om disini,?? "
"Itu tidak penting Gi, Wan, tolong perlihatkan rekaman videonya kepada Gigi dan Ibu Rieta."
Irwan pun melangkah maju ke arah Gigi dan Mamanya membawa serta laptop di tangannya. Gigi dan Mamanya nampak serius memperhatikan gambar yang terdapat di dalam laptop Irwan, sebuah rekaman video. Rekaman video saat kejadian kecelakaan itu terjadi, dan rekaman video tersebut didapat dari cctv gedung di sekitar lokasi kejadian. Itulah tugas yang dilakukan Irwan dari kemarin, Om John dan Irwan berusaha menghubungi kenalan mereka agar bisa dengan mudah mendapatkan rekaman video tersebut. Rekaman video itu jadi bukti yang bisa menunjukkan sebuah kebenaran. Dan sekarang semua sudah beres. Seperti biasa Gigi hanya bisa menangis mengetahui isi rekaman video itu.
"Ibu Rieta, kami disini juga beserta bapak-bapak Polisi yang ingin memberitahukan sesuatu kepada Ibu Rieta selaku keluarga korban, silahkan Pak,,"
"Selamat Sore, kami dari pihak kepolisian disini ingin memberitahukan bahwa pelaku penabrak lari sudah tertangkap, tentu saja bukan Saudara Raffi Ahmad melainkan atas nama Saudara Rizal Anggara Putra."
"Alhamdulillah,, "
Serentak orang yang berada disitu mengucapkan syukur atas kabar gembira yang mereka dengar. Tampak Nanas memeluk ibunya yang sedang menangis bahagia, serta Om John dan Irwan yang tersenyum lega karena jerih payah mereka berhasil.
"Lalu apa Raffi sudah bebas, kenapa tidak ikut kesini sekalian Pak,??"ucap Tante Rieta.
"Saudara Raffi masih di kantor polisi, karena surat pembebasannya sedang diproses, untuk itu kami juga mengundang Ibu Rieta besok pagi untuk datang ke kantor guna melengkapi surat pembebasan saudara Raffi Ahmad,"
"Baik Pak, besok pagi saya akan kesana."
"Saya kira cukup sekian saja informasi yang kami ingin sampaikan kalau begitu kami permisi, Selamat sore,"
"Selamat sore Pak, terimakasih atas bantuannya." ucap Om John.
"Sama-sama, itu sudah menjadi tugas kami,"ucap Pak Polisi.
"Selamet ya Tante, Nanas, akhirnya Raffi bebas, aku ikut bahagia nih jadi pengen nangis karena terharu,"ucap Zaskia.
"Tante juga senang semua jelas, kalo udah begini semuanya tenang ya, jadi saya udah gak kepikiran lagi, Ibu Amy maafkan anak saya yang sempat menuduh Raffi yang menabrak, Gigi ayo minta maaf dulu sama keluarga Raffi,,Gigi,, Gi,, lhoh kemana dia, tadi disini kok gak ada,"
Semua orang yang hadir disitu tidak mengetahui kemana Gigi pergi, karena terlalu berkonsentrasi dengan penjelasan polisi tadi, tidak ada satupun yang sadar kalau Gigi sudah tidak berada diantara mereka lagi. Entah sejak kapan dia menghilang.
Bersambung...
"Gigi maksudnya, memang ada apa dengan mereka,"
"Pak John, kalo yang ini biar saya saja yang menjelaskan kepada ibu Rieta. Begini Ibu Rieta, Raffi dan Gigi, mereka berdua menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih yang saya juga mengetahuinya setelah kejadian ini. Nak Gigi tidak begitu suka dengan hobi Raffi yang suka naik motor seperti ini apalagi sekarang setelah Papanya jadi korban."
Mamanya Gigi hanya diam menyimak semua cerita dan penjelasan yang disampaikan dengan seksama.
"Begitu rupanya, tapi maaf sebelumnya, karena memang saya sama sekali tidak tahu-menahu tentang hubungan mereka dan tentang Gigi yang tidak menyukai hobi Raffi. Tapi yang saya lihat Raffi itu anak baik, dan saya percaya kalo Raffi bukan pelakunya,"
"Terimakasih Ibu Rieta, atas pengertiannya, saya sangat lega mendengarnya,"
"Sama-sama Ibu Amy, maaf juga kalo anak saya keras kepala, maklum dia anak tunggal jadi agak susah dimengerti,"
"Ah tidak seperti itu, Gigi anak yang baik kok, saya sangat menyukai kepribadian nak Gigi. Dia cantik, sopan dan baik hati."
"Syukurlah kalo Ibu Amy menganggap anak saya seperti itu,,"
Di tempat lain,
Irwan dan Zaskia sedang berbincang di restoran.
"Yank, kemarin aku ketemu Gigi, kamu masih inget kan. Kasihan dia, papanya masuk rumah sakit katanya sih korban tabrak lari balap liar. Dasar anak muda jaman sekarang, balapan di jalan raya gak ngikutin rambu-rambu lalu lintas trus nabrak orang habis itu lari gak tanggung jawab. Semoga cepet ketangkep deh pelakunya terus,,, "
"Terus apaan,,, dipenjara??atau dihukum??"
"Kamu kenapa sih, sewot gitu jawabnya,"
"Kamu tahu siapa yang balapan malam itu,yang balapan itu Raffi dan sekarang ini dia lagi ditahan di kantor polisi, tapi asal kamu tau dia gak salah bukan dia yang nabrak Papanya Gigi,"
"Benar kata kak Irwan, bukan Aa Raffi yang nabrak. Halo kak aku Syahnas adiknya Raffi." Ada suara mengejutkan terdengar beserta uluran tangan.
"Hai, aku Zaskia,"ucapnya bingung sambil menyambut uluran tangan tersebut.
"Silahkan duduk Nas." ucap Irwan
"Hari ini aku mau minta bantuan kamu yank,please ketemu sama Gigi jelasin semuanya kalo Raffi gak salah, dan ajak Syahnas juga."ucapnya lagi
"Coba deh yank, ceritain dulu semuanya biar aku paham, biar aku ngerti cerita detailnya, aku bingung banget ini yank, ini ada apa sih sebenarnya."ucap Zaskia.
Irwan pun bercerita, dan Zaskia hanya manggut-manggut tanda mengerti, Irwan juga memberitahukan rencana yang dia buat agar Gigi bisa menerima penjelasan yang akan disampaikan nanti.
"Kamu ngerti kan Yank aku percaya kamu bisa, kamu udah lama kenal, kalian kan temen deket juga, lebih tau Gigi gimana, kamu tahu celahnya dia gimana."
"Okey yank, aku akan coba jelasin ke Gigi, tapi bantuin kakak juga ya Nas, karena Gigi kadang suka susah kalo udah marah."
"Pasti kak,, yuk langsung aja keburu siang."
"Ya udah sana, hati-hati ya Yank. Aku mau ketemuan sama Om John habis itu ke kantor polisi."
"Iya, kamu juga hati-hati. Titip salam buat Raffi ya yank. Aku pergi dulu, Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam,,"
Di dalam mobil Zaskia,
"Kak,,."
"Iya Nas, kenapa,??"ucap Zaskia sambil terus berkonsentrasi menyetir.
Zaskia dan Nanas sedang dalam perjalanan menuju rumah Gigi untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh Irwan. Semua orang sudah berbagi tugas untuk menyelesaikan permasalahan ini, Om John dan Mama mendapat bagian untuk menemui Mamanya Gigi di rumah sakit menjelaskan duduk persoalan yang sebenarnya terjadi, serta sekedar memberikan semangat untuknya. Sementara di tempat lain Irwan sibuk dengan bagiannya.
"Ehm Nanas mau tanya, Kak Gigi itu orangnya kaya gimana sih, Nanas takut nih jadinya, deg-degan banget."
"Hehehe,, pake deg-degan segala sih Nas, Gigi tuh orangnya baik banget, ramah, asik kok anaknya. Ya mungkin nanti kalo kita ngomongin soal masalah kakak loe agak sedikit berbeda, kita coba mengerti ya Nas keadaannya. Mungkin dia agak sensitif denger tentang kakak loe nanti."
"Iya Kak,Nanas ngerti kok,,semalam Mama udah cerita juga kok soal kak Gigi ke Nanas."
"Jujur ya, kakak kaget banget denger kabar kalo mereka itu punya hubungan apalagi udah kenal sama Mama kamu juga, terakhir ketemu waktu di Bali mereka berdua normal-normal aja, emang sih kalo dari Raffi sempet punya gelagat aneh-aneh, tapi beneran gak nyangka sampai bisa jadian."
"Iya Kak, Nanas juga kaget ternyata Aa bisa jatuh cinta sama cewek, Aa tuh orangnya cuek sama cewek. Makanya Nanas penasaran sama Kak Gigi, seperti apa calon ipar Nanas itu."
"Ceilah, calon ipar katanya hehehe, Amin Amin ya Nas. Pokoknya gak bakal nyesel deh punya ipar Gigi."
"Iya, amin,, hehehehe, "
Mobil Zaskia sudah sampai di depan gerbang rumah Gigi, bik Surtilah yang membukakan pintu gerbangnya, setelah mengutarakan maksud kedatangannya ingin bertemu dengan Gigi kemudian bik Surti mempersilahkan Zaskia dan Nanas untuk duduk dulu sembari menunggu Gigi turun.
"Hai, Ki,, kok kesini gak ngabarin dulu, biasanya juga telepon dulu, ada apaan,"ucapnya
"Heii, cium dulu kali, muach, muach,," ucap Zaskia sambil bercipika-cipiki dengan Gigi, kemudian Gigi tersadar ada orang lain selain mereka berdua di ruangan ini.
"Dan ini,, siapa Ki,,??"ucap Gigi sambil memandang wajah wanita muda di depannya yang tampak tak asing baginya.
"Oo, kenalin ini Syahnas,, "
"Nagita,," ucapnya dengan mengangkat tangan untuk berkenalan.
"Kenapa kak, kok bengong?? "tanya Nanas.
"Oh gak kok, cuma,,nama dan wajah kamu tuh ga asing, eh iya sampe lupa ayo duduk, mau minum apa, bik,, bik Surti, bik,, eh Ki,, gue tinggal bentar bikin minum dulu ya,," ucap Gigi yang mulai beranjak dari tempatnya.
"Kak Gigi,,,, pasti nama dan wajah aku gak asing buat kak Gigi karena aku adalah Nanas, adiknya Raffi."
Sontak saja Gigi berbalik badan dan melihat ke arah Nanas begitu pula Zaskia, Zaskia tidak menyangka kalau Nanas akan secepat itu mengenalkan dirinya, padahal Zaskia sudah punya rencana agar semua berjalan dengan lancar. Zaskia merasa bingung sendiri dengan kelakuan Nanas. Sementara Gigi hanya berdiri diam mematung seakan-akan ingin menangis, karena akhir-akhir ini setiap dia mendengar nama Raffi, hatinya sakit entah mengapa seperti dihujam pisau tajam.
"Nas,," tegur Zaskia pada Nanas.
"Maaf kak Kia tapi biar Nanas yang bicara dengan kak Gigi," ucap Nanas, lalu dia berjalan mendekati Gigi menarik tangannya agar duduk bersama-sama dengannya.
"Kak Gigi, Nanas kesini bukan atas perintah Aa Raffi. Nanas kesini untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi biar tidak ada salah paham. Sebelumnya Nanas ikut sedih dengan keadaan Papanya kak Gigi tapi..."
"Stop,, "ucap Gigi menghentikan omongan Nanas.
"Gi, loe dengerin dulu apa yang mau disampein Nanas dong biar semuanya jelas, gue tau loe kesiksa juga kan mendem perasaan ini sendirian, pantes waktu ketemu gue mata loe sembab."ucap Zaskia.
Gigi pun mulai sedikit lebih tenang, air matanya sudah tidak lagi mengalir keluar, memang yang dikatakan Zaskia itu yang dia rasakan sekarang. Zaskia yang mengetahui kalau Gigi sudah bisa diajak bicara, maka dari itu Zaskia memberi isyarat pada Nanas untuk memulai pembicaraannya lagi.
"Bukan Aa Raffi yang menabrak Papanya kak Gigi, memang waktu itu dia balapan bersama temannya, nah yang menabrak beliau ya temannya itu tapi temannya Aa Raffi itu malah langsung melarikan diri."jelas Nanas.
"Dan Raffi sendiri lah yang nganterin bokap loe ke rumah sakit Gi." tambah Zaskia.
Kata-kata Zaskia membuat Gigi terhenyak, itu bagian yang belum pernah dia ketahui dari peristiwa kecelakaan yang menimpa ayahnya.
Kring,, Kring,,
Gigi meninggalkan Zaskia dan Nanas untuk menerima telepon.
"Halo, iya Ma,, Alhamdulillah, iyaa Ma, Gigi kesana sekarang, dah,,"
"Kenapa Gi,,"
"Bokap gue udah sadar Ki, gue harus ke rumah sakit sekarang."
"Ya udah yuk, gue anterin sekalian jenguk bokap loe."
"Okey, bentar gue ganti baju dulu ya, gak lama kok Ki," ucap Gigi bersemangat.
"Nanas boleh ikut kan kak Gigi,?? "
"Boleh Nas," ucapnya pelan.
Tak lama berselang mereka semua sampai di rumah sakit,dan Gigi langsung bergerak menuju kamar tempat dimana Papanya dirawat.
"Ma, gimana Papa,,??"
"Papamu lagi istirahat tadi habis minum obat, kamu sama siapa kesini,??"
"Sama Zaskia dan.. Syahnas."
"Syahnas?? Baru tau kalo kamu punya temen namanya Syahnas,, ya udah yuk temenin dulu tamunya."
Saat keluar kamar, Gigi dan Mamanya dikejutkan dengan kedatangan banyak tamu. Terlebih lagi Gigi, dia kaget melihat satu orang yang sedari tadi menatapnya.
"Tante,, "
"Nak Gigi,, apa kabar, udah kenal kan sama Nanas tadi, ehm kamu juga sudah tahu cerita sebenarnya kan??"
"Udah Tante,,"
"Gi,, Mama juga sudah tahu ceritanya dari Ibu Amy, kamu gak boleh nuduh orang sembarangan kalo belum punya buktinya. Raffi belum tentu bersalah."
"Oh iya, Ibu Rieta kenalkan ini anak bungsu saya, Syahnaz."
"Oo, cantik banget sih,, lho Zaskia mana Gi, tadi katanya kesini,"
"Baru aja turun ke lobby Tante,,"kata Nanas.
"Ma, bukannya Gigi nuduh orang sembarangan tapi ada buktinya, Gigi udah ke kantor polisi dan polisi udah ngasih liat semuanya, barang-barang itu milik Raffi,," ucap Gigi membuka suara.
"Maksud kamu apa Gi,??"
"Maaf Ma, Gigi belum sempet nyampein ini ke Mama tapi itu kenyataannya, semua barang-barang yang tertinggal di tkp itu milik Raffi, helm dan ponsel itu milik Raffi Ma."ucap Gigi. Suasana menjadi sedikit agak tegang setelah mendengar penjelasan dari Gigi. Semua orang yang berada disitu hanya mampu diam seribu bahasa.
"Memang benar itu kenyataannya Gi, tapi kamu perlu lihat ini,". Tiba-tiba terdengar suara. Om John, Irwan, Zaskia dan dua orang berseragam polisi sudah berada tepat di belakang Gigi.
"Om John,, apa maksudnya Om, sejak kapan Om disini,?? "
"Itu tidak penting Gi, Wan, tolong perlihatkan rekaman videonya kepada Gigi dan Ibu Rieta."
Irwan pun melangkah maju ke arah Gigi dan Mamanya membawa serta laptop di tangannya. Gigi dan Mamanya nampak serius memperhatikan gambar yang terdapat di dalam laptop Irwan, sebuah rekaman video. Rekaman video saat kejadian kecelakaan itu terjadi, dan rekaman video tersebut didapat dari cctv gedung di sekitar lokasi kejadian. Itulah tugas yang dilakukan Irwan dari kemarin, Om John dan Irwan berusaha menghubungi kenalan mereka agar bisa dengan mudah mendapatkan rekaman video tersebut. Rekaman video itu jadi bukti yang bisa menunjukkan sebuah kebenaran. Dan sekarang semua sudah beres. Seperti biasa Gigi hanya bisa menangis mengetahui isi rekaman video itu.
"Ibu Rieta, kami disini juga beserta bapak-bapak Polisi yang ingin memberitahukan sesuatu kepada Ibu Rieta selaku keluarga korban, silahkan Pak,,"
"Selamat Sore, kami dari pihak kepolisian disini ingin memberitahukan bahwa pelaku penabrak lari sudah tertangkap, tentu saja bukan Saudara Raffi Ahmad melainkan atas nama Saudara Rizal Anggara Putra."
"Alhamdulillah,, "
Serentak orang yang berada disitu mengucapkan syukur atas kabar gembira yang mereka dengar. Tampak Nanas memeluk ibunya yang sedang menangis bahagia, serta Om John dan Irwan yang tersenyum lega karena jerih payah mereka berhasil.
"Lalu apa Raffi sudah bebas, kenapa tidak ikut kesini sekalian Pak,??"ucap Tante Rieta.
"Saudara Raffi masih di kantor polisi, karena surat pembebasannya sedang diproses, untuk itu kami juga mengundang Ibu Rieta besok pagi untuk datang ke kantor guna melengkapi surat pembebasan saudara Raffi Ahmad,"
"Baik Pak, besok pagi saya akan kesana."
"Saya kira cukup sekian saja informasi yang kami ingin sampaikan kalau begitu kami permisi, Selamat sore,"
"Selamat sore Pak, terimakasih atas bantuannya." ucap Om John.
"Sama-sama, itu sudah menjadi tugas kami,"ucap Pak Polisi.
"Selamet ya Tante, Nanas, akhirnya Raffi bebas, aku ikut bahagia nih jadi pengen nangis karena terharu,"ucap Zaskia.
"Tante juga senang semua jelas, kalo udah begini semuanya tenang ya, jadi saya udah gak kepikiran lagi, Ibu Amy maafkan anak saya yang sempat menuduh Raffi yang menabrak, Gigi ayo minta maaf dulu sama keluarga Raffi,,Gigi,, Gi,, lhoh kemana dia, tadi disini kok gak ada,"
Semua orang yang hadir disitu tidak mengetahui kemana Gigi pergi, karena terlalu berkonsentrasi dengan penjelasan polisi tadi, tidak ada satupun yang sadar kalau Gigi sudah tidak berada diantara mereka lagi. Entah sejak kapan dia menghilang.
Bersambung...
0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 21"
Post a Comment