
Cerbung by : Rini Diah Mardiyati
"Assalamualaikum Ma,,Pa,,Nas,kok gak ada orang
sih,,coba kedapur,,gak ada juga,"ucap ku dalam hati.
Ku lanjut mencari keluargaku ke lantai dua,betapa terkejutnya dengan apa yang kulihat didepan mataku sekarang ini.Kardus-kardus yang berukuran kecil sedang besar hingga besar sekali memenuhi ruangan sampai-sampai menutupi seluruh pandangan membuat ku bingung harus berjalan kemana.
"Ma,,Pa,,Nas,,"panggilku sekali lagi.
"Baaaaaaa,,,"
"Astaga Nanas bikin kaget Aa aja gimana kalau Aa jantungan hah,,"ucapku emosi karena benar-benar terkejut oleh tingkah laku Nanas.
"Hahahahahahaaa satu sama,wekss,,itu pembalasan dendam buat tadi malem,"ucap Nanas puas.
Rupanya Mama dan Papa disuruh berkomplot untuk diam agar Nanas bisa membalas dendamnya padaku,dan yah Nanas sangat berhasil kulihat wajah adek kecilku itu sangat senang walaupun yang dikagetin masih shock setengah mati.
"Huuu dasar adek durhaka,,okey puas-puasin aja ketawa pasti Aa bales suatu hari nanti,"ancamku.
"Bodooo,,wekss,"balas Nanas.
"Mama mana,"tanyaku pada Nanas
"Tuh dikamar lagi beberes,"ucap Nanas sambil menunjuk satu kamar.
"Ya udah Aa ke kamar Mama dulu," Lalu akupun masuk ke kamar Mama.Kulihat semua barang-barang sudah masuk kedalam kardus.Sepertinya rencana pindah tugas Papa sudah ditetapkan.
"Ma,Papa jadi dimutasi?ke kota mana?,"tanyaku.
"Eh Aa udah pulang,,iya kita jadi pindah cuma ke Bandung kok,"jawab Mama.
"Jadi cuma ke Bandung berarti Aa gak usah pindah sekolah dong Ma kan deket Jakarta-Bandung,,"tanyaku berharap.
"Kata Papa kamu sama Nanas harus tetep pindah sekolah,karena Papa gak mau jauh-jauh dari anak-anaknya,"jelas Mama.
Ku lanjut mencari keluargaku ke lantai dua,betapa terkejutnya dengan apa yang kulihat didepan mataku sekarang ini.Kardus-kardus yang berukuran kecil sedang besar hingga besar sekali memenuhi ruangan sampai-sampai menutupi seluruh pandangan membuat ku bingung harus berjalan kemana.
"Ma,,Pa,,Nas,,"panggilku sekali lagi.
"Baaaaaaa,,,"
"Astaga Nanas bikin kaget Aa aja gimana kalau Aa jantungan hah,,"ucapku emosi karena benar-benar terkejut oleh tingkah laku Nanas.
"Hahahahahahaaa satu sama,wekss,,itu pembalasan dendam buat tadi malem,"ucap Nanas puas.
Rupanya Mama dan Papa disuruh berkomplot untuk diam agar Nanas bisa membalas dendamnya padaku,dan yah Nanas sangat berhasil kulihat wajah adek kecilku itu sangat senang walaupun yang dikagetin masih shock setengah mati.
"Huuu dasar adek durhaka,,okey puas-puasin aja ketawa pasti Aa bales suatu hari nanti,"ancamku.
"Bodooo,,wekss,"balas Nanas.
"Mama mana,"tanyaku pada Nanas
"Tuh dikamar lagi beberes,"ucap Nanas sambil menunjuk satu kamar.
"Ya udah Aa ke kamar Mama dulu," Lalu akupun masuk ke kamar Mama.Kulihat semua barang-barang sudah masuk kedalam kardus.Sepertinya rencana pindah tugas Papa sudah ditetapkan.
"Ma,Papa jadi dimutasi?ke kota mana?,"tanyaku.
"Eh Aa udah pulang,,iya kita jadi pindah cuma ke Bandung kok,"jawab Mama.
"Jadi cuma ke Bandung berarti Aa gak usah pindah sekolah dong Ma kan deket Jakarta-Bandung,,"tanyaku berharap.
"Kata Papa kamu sama Nanas harus tetep pindah sekolah,karena Papa gak mau jauh-jauh dari anak-anaknya,"jelas Mama.
Lemas sudah tubuhku mendengar apa
kata Mama barusan yah tapi mau gimana lagi ini sudah keputusan Papa sebagai
kepala keluarga dan sebagai anggota keluarga harus mengikutinya.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Minggu ini adalah minggu paling sibuk di keluarga
ku,Papa bolak-balik Jakarta-Bandung untuk mengurusi semuanya,Mama sibuk
packing,sibuk memindahkan barang- barang yang sekiranya bisa dibawa dulu ke
Bandung sedangkan aku dan Nanas sibuk belajar untuk ujian semester.Papa
berpesan supaya kami,anak-anaknya tidak ikut pusing yang penting untuk kami
sekarang adalah ujian dan kamipun sebagai anak-anak percaya dengan kemampuan
beliau.Karena apa yang dilakukan beliau pasti yang terbaik untuk kami
sekeluarga.
Di sekolah,
Aku dan Gigi sedang berada di perpustakaan untuk mencari
materi ujian semester minggu depan sebenarnya bukan kita berdua saja, satu
kelas. Semua berpencar ke seluruh ruang perpustakaan. Begitupun aku dan
Gigi,entah bagaimana disuatu waktu ketika aku mengambil salah satu buku
disela-sela rak buku muncul satu wajah cantik yang menenangkan hatiku.Dia
tampak serius mempelajari buku yang dipegangnya sambil mengigit bibir
bawahnya,what a beautiful moment,love you so much Gi,, kata-kata yang bisa ku
ucapkan didalam hati saja. Dasar pecundang.
"Fi,,Raffi,,woy,"
"Eh iya kenapa bro,"ucapku bertanya pada teman ku.
"Loe yang kenapa,senyum-senyum sendiri, ngeliatin sapa sih?,"tanya temanku sambil melihat kearah orang yang tadi sedang aku perhatikan.Aduh mampus gue.
"Ga ada siapa-siapa,"kata teman gue itu
"Hah,,eeemmang gak ada siapa-siapa bro,"balasku sambil terbata-bata,untung Gigi udah pergi dari situ kalau tidak bisa berabe urusannya.
Belum selesai gelisah karena ketahuan tiba-tiba,,
"Emang loe ngeliatin sapa Fi,,?"
"Astaga Gi,bikin kaget aja.Gak gue gak lagi ngeliatin siapa-siapa sok tau loe,"ujarku ngeles.
"Loe suka ya sama temen sekelas kita,siapa Fi kasih tahu gue dong,"rengek Gigi.
Seorang Nagita Slavina kalau udah ingin sesuatu pasti dikejarnya sampai dapet,tapi untuk kali ini kupastikan dia tidak akan mendapatkan jawaban dari pertanyaannya itu. Seandainya loe tau apa yang gue rasain,siapa cewek yang gue perhatiin dari tadi,dalam kesunyian gue menjadi pemuja rahasia dari cewek itu selama dua tahun terakhir ini.
"Sssttttt,,loe berisik,loe sadar gak kita lagi di dalam perpustakaan mau loe diusir keluar sama petugasnya,"ancamku.
"Iya-iya maafin gue deh,"ucapnya dengan polos.
"Ya udah yuk keluar udah dapet kan bukunya kita belajar ditempat lain aja,"ajak Gigi.
Aku dan Gigi pun berjalan keluar menuju ke kelas kami yang tak jauh letaknya dari ruang perpustakaan sekolah,ditengah perjalanan kami Gigi bertemu teman-teman wanitanya,seperti biasanya aku selalu ditinggal.
"Huh dasar cewek,,"ujarku sedikit kesal.
Ku tinggalkan Gigi lalu berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah yang sebentar lagi akan jadi sebuah kenangan yang indah.Setiap tempat mempunyai kenangan tersendiri untukku seperti di kantin sekolah,di ruang guru,di ruang kelas tapi ada satu tempat yang menjadi favorit ku jika ingin sedikit menyendiri sejenak untuk mendapatkan inspirasi.Di belakang ruang laboratorium terdapat sebuah ruangan kecil bisa disebut gudang tapi begitu nyaman untuk beristirahat sejenak melepas penat karena seharian belajar. Kuambil gitar akustik yang ku bawa dari rumah mencoba memainkannya lagu favorit walaupun tidak terlalu jago,kupetik satu persatu senar gitarku dan mulai bersenandung pelan.
°°Dalam diam jiwaku telah terluka memilikimu
°°Karna ku takkan bisa tuk selamanya menjadi cintamu
°°Sesungguhnya hanya dirimu tapi mereka tak mengerti
°°Ku telah menyerah selamanya dan mengakhiri kisah kita.
meski air mata membunuhku
°°Ku memang pecundang sejati yang tak sanggup
perjuangkan cinta,maafkan semua cintaku ku
meninggalkanmu........
"Eh iya kenapa bro,"ucapku bertanya pada teman ku.
"Loe yang kenapa,senyum-senyum sendiri, ngeliatin sapa sih?,"tanya temanku sambil melihat kearah orang yang tadi sedang aku perhatikan.Aduh mampus gue.
"Ga ada siapa-siapa,"kata teman gue itu
"Hah,,eeemmang gak ada siapa-siapa bro,"balasku sambil terbata-bata,untung Gigi udah pergi dari situ kalau tidak bisa berabe urusannya.
Belum selesai gelisah karena ketahuan tiba-tiba,,
"Emang loe ngeliatin sapa Fi,,?"
"Astaga Gi,bikin kaget aja.Gak gue gak lagi ngeliatin siapa-siapa sok tau loe,"ujarku ngeles.
"Loe suka ya sama temen sekelas kita,siapa Fi kasih tahu gue dong,"rengek Gigi.
Seorang Nagita Slavina kalau udah ingin sesuatu pasti dikejarnya sampai dapet,tapi untuk kali ini kupastikan dia tidak akan mendapatkan jawaban dari pertanyaannya itu. Seandainya loe tau apa yang gue rasain,siapa cewek yang gue perhatiin dari tadi,dalam kesunyian gue menjadi pemuja rahasia dari cewek itu selama dua tahun terakhir ini.
"Sssttttt,,loe berisik,loe sadar gak kita lagi di dalam perpustakaan mau loe diusir keluar sama petugasnya,"ancamku.
"Iya-iya maafin gue deh,"ucapnya dengan polos.
"Ya udah yuk keluar udah dapet kan bukunya kita belajar ditempat lain aja,"ajak Gigi.
Aku dan Gigi pun berjalan keluar menuju ke kelas kami yang tak jauh letaknya dari ruang perpustakaan sekolah,ditengah perjalanan kami Gigi bertemu teman-teman wanitanya,seperti biasanya aku selalu ditinggal.
"Huh dasar cewek,,"ujarku sedikit kesal.
Ku tinggalkan Gigi lalu berjalan menyusuri lorong-lorong sekolah yang sebentar lagi akan jadi sebuah kenangan yang indah.Setiap tempat mempunyai kenangan tersendiri untukku seperti di kantin sekolah,di ruang guru,di ruang kelas tapi ada satu tempat yang menjadi favorit ku jika ingin sedikit menyendiri sejenak untuk mendapatkan inspirasi.Di belakang ruang laboratorium terdapat sebuah ruangan kecil bisa disebut gudang tapi begitu nyaman untuk beristirahat sejenak melepas penat karena seharian belajar. Kuambil gitar akustik yang ku bawa dari rumah mencoba memainkannya lagu favorit walaupun tidak terlalu jago,kupetik satu persatu senar gitarku dan mulai bersenandung pelan.
°°Dalam diam jiwaku telah terluka memilikimu
°°Karna ku takkan bisa tuk selamanya menjadi cintamu
°°Sesungguhnya hanya dirimu tapi mereka tak mengerti
°°Ku telah menyerah selamanya dan mengakhiri kisah kita.
meski air mata membunuhku
°°Ku memang pecundang sejati yang tak sanggup
perjuangkan cinta,maafkan semua cintaku ku
meninggalkanmu........
0 Response to "Cerbung Raffi Nagita "Kembalilah Cinta" Part 3"
Post a Comment